JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menilai, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada masa transisi yang diterapkan di Jakarta tidak efektif menekan laju penularan Covid-19.
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini mengatakan, kasus positif Covid-19 justru kian meningkat kala PSBB transisi diterapkan.
Fasilitas pelayanan kesehatan pun dilaporkan tidak mampu lagi menampung lonjakan pasien yang terpapar virus SARS-CoV-2 tersebut.
"PSBB transisi itu sebenarnya pembatasan sosial sekaligus pelonggaran sosial," ujarnya, Selasa (22/12/2020), seperti dikutipTribunjakarta.com.
Baca juga: PSBB Transisi DKI Jakarta Kembali Diperpanjang hingga 3 Januari 2021
Ia menambahkan, kebijakan PSBB transisi yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesan merupakan kebijakan gagal.
Sebab, angka Covid-19 di Ibu Kota malah makin meroket dan tidak terkendali selama PSBB transisi diterapkan.
Ia menyarankan Pemprov DKI untuk melakukan pemetaan terkait klaster-klaster penularan Covid-19 untuk kemudian diberikan fasilitas isolasi.
"Seharusnya kalau kita melakukan PSBB itu (diterapkan) di klaster yang banyak terjadi penularan, misalnya klaster rumah tangga. Di sana mesti ditambah fasilitas isolasi," tuturnya.
Kasus Covid-19 di Jakarta meningkat. Bahkan, pada Sabtu (19/12/2020), DKI kembali mencatatkan penambahan terbanyak kasus harian, yakni 1.899 kasus.
Baca juga: Kasus Covid-19 Jabodetabek Memburuk Jelang Akhir Tahun, RS Hampir Penuh
Adapun total kasus Covid-19 di DKI Jakarta hingga Senin (21/12/2020) mencapai angka 164.577 kasus.
Dari jumlah tersebut, terdapat 13.172 pasien yang masih dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat atau isolasi.
Sebanyak 148.308 orang dinyatakan sembuh dan 3.097 pasien meninggal akibat Covid-19 di Jakarta.
Positivity rate sepekan terakhir berada di kisaran 9,9 persen, jauh melebihi ambang batas aman 5 persen yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kapasitas ruang isolasi rumah sakit rujukan saat ini yang tersisa hanya berkisar di angka 15 persen. Sementara itu, kapasitas ruang ICU tersisa 20 persen.
Baca juga: Dari PSBB hingga Pengetatan Terukur, Kenapa Selalu Muncul Istilah Baru?
Gubernur Anies Baswedan diketahui memperpanjang PSBB transisi hingga 3 Januari 2021 demi mengendalikan mobilitas penduduk pada periode Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Mobilitas penduduk ini akan kami pantau dan dikendalikan agar tak terjadi penularan, baik orang dari luar ke Jakarta maupun sebaliknya," ujar Anies dalam keterangan tertulis, Senin.
Ia juga meminta masyarakat Jakarta untuk tetap menahan diri dan tidak bepergian selama periode libur Natal dan tahun baru nanti.
"Perlu bagi kita khususnya para keluarga di Jakarta untuk menahan diri tidak melakukan aktivitas liburan ke luar rumah, terlebih keluar dari Jakarta," ucap Anies. (Tribun Jakarta/Dionisius Arya Bima Suci)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "PSBB Transisi Disebut Kebijakan Gagal Anies, Epidemiolog: Bukan Pengetatan Tapi Pelonggaran Sosial".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.