Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahu dan Tempe di Tangerang Kembali Beredar, Harga Naik Jadi Rp 15.000

Kompas.com - 04/01/2021, 12:22 WIB
Muhammad Naufal,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pedagang tahu dan tempe di Pasar Anyar Tangerang mulai berjualan usai tiga hari libur. Namun, terjadi lonjakan harga tempe dan tahu yang kini dijual dengan harga Rp 15.000 untuk tempe 1,1 kg dan tahu seharga Rp 5.000.

Hal ini tak lepas dari aksi mogok produksi yang dilakukan Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta sejak malam tahun baru atau 1 hingga 3 Januari 2021.

Aksi mogok itu adalah respons perajin tahu dan tempe terhadap melonjaknya harga kedelai sebagai bahan baku tempe-tahu, dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram.

Pedagang tahu dan tempe di Pasar Anyar pun menutup kios mereka sejak Jumat hingga Minggu kemarin.

Baca juga: Tahu dan Tempe Menghilang, Emak-emak: Uang Belanja Jadi Mahal

Salah satu penjual tahu dan tempe di Pasar Anyar Tangerang, Darsih menjelaskan bila dirinya baru saja membuka kembali kiosnya hari ini.

"Sudah mulai buka lagi hari ini. Kemarin kan soalnya saya tutup," papar Darsih ketika ditemui di Pasar Anyar, Senin (4/1/2021) siang.

Darsih menjelaskan, harga tahu dan tempe yang ia jual mengalami kenaikan. Sebelumnya, harga tahu dalam ukuran besar dijual seharga Rp 4.000. Sedangkan saat ini, ia jual dengan harga Rp 5.000.

"Kalau tempe yang 8 ons harganya Rp 12.000. Dulu (harganya) Rp 8.000. (Tempe) yang 1,1 kilogram sekarang Rp 15.000. Biasanya, Rp 12.000," terang perempuan 53 tahun ini.

Baca juga: Pedagang Tahu Tempe di 2 Pasar Kota Tangerang Tutup Kios Imbas Naiknya Harga Kedelai

Walau harga tahu dan tempe mengalami kenaikan, Darsih melanjutkan, masih banyak pembeli yang mencari serta membeli dua produk dari kacang kedelai itu.

"Banyak yang beli alhamdulillah. Ini dagangan saya tinggal sedikit," jujurnya.

Darsih mengaku, pagi ini ia membeli 50 tempe dari perajin tempe. Lantas saat ini, tempe yang ia jual tersisa 6 buah, yaitu 3 buah tempe seberat 8 ons dan 3 buah tempe seberat 1,1 kilogram.

"Sebenarnya ada pembeli yang balik pas tau harganya naik. Tapi, lebih banyak lagi pembeli yang emang beli tahu (dan) tempe yang saya jual ini," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com