Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sosok "Robin Hood Indonesia" yang Jarah Museum Nasional

Kompas.com - 13/01/2021, 13:35 WIB
Ivany Atina Arbi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia pernah punya tokoh perampok yang disebut sebagai Robin Hood. Dia adalah Kusni Kasdut yang merupakan salah satu perampok berdarah dingin paling legendaris di Indonesia.

Aksi perampokannya yang paling fenomenal terjadi pada 31 Mei 1961 ketika ia menyasar Museum Nasional yang dikenal juga sebagai Gedung Gajah di Gambir, Jakarta Pusat.

Dengan menggunakan mobil jeep dan mengenakan seragam polisi, yang tentunya palsu, saat memasuki Museum Nasional setelah melukai penjaga.

Kasdut lalu membawa lari 11 permata koleksi museum tersebut, sebagaimana ditulis dalam buku Para Jagoan: Dari Ken Arok sampai Kusni Kasdut karya Petrik Matanasi.

Pria kelahiran tahun 1929 itu juga pernah membunuh dan merampok seorang Arab kaya raya bernama Ali Badjened pada 1960-an. Dalam aksi tersebut, Kasdut ditemani Bir Ali.

Ali Badjened dirampok sore hari ketika baru saja keluar dari kediamannya di kawasan Awab Alhajiri, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Dia meninggal saat itu juga akibat peluru yang ditembakkan Bir Ali dari jeep yang dikendarai Kasdut.

Baca juga: Rekam Jejak John Kei yang Disebut sebagai Godfather Jakarta

Petrik juga menulis dalam bukunya bahwa Kusni Kasdut sempat dijuluki "Robin Hood" Indonesia, karena ternyata hasil rampokannya sering dibagi-bagikan kepada kaum miskin.

Selaku pemuda zaman revolusi, Kusni Kasdut memiliki jasa pada kemerdekaan Republik Indonesia.

Dituliskan dalam buku Para Jagoan, Kasdut ikut mengusir tentara Belanda ketika Belanda dibawah pimpinan Letnan Jenderal Spoor ingin kembali menguasai Indonesia.

Ia kemudian tidak bergabung dalam ketentaraan pasca-pengembalian kedaulatan. Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, tersebut kemudian menjadi orang sipil.

Kehidupan ekonomi yang morat-marit membuat Kasdut memilih jalan pintas untuk bertahan hidup. Maka tampillah Kusni Kasdut sebagai penjahat legendaris di Indonesia.

Dikenal sebagai belut licin di tahanan

Kusni Kasdut dikenal sering meloloskan diri dari penjara. Ia berulang kali kabur dari tahanan baik saat menjadi pejuang maupun penjahat.

Kasdut yang ditahan di LP Lowokwaru, Malang, Jawa Timur setelah divonis mati oleh hakim atas semua kejahatannya, melarikan diri pada tanggal 10 September 1979 sekitar pukul 03.00 dini hari.

Harian Kompas melaporkan, Kasdut kabur dari sel khusus berisi satu orang tersebut dengan bantuan sebuah obeng dan seutas tali.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com