Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarinah, Pencakar Langit Pertama di Indonesia, Kini Dipugar untuk Daya Tarik Wisata

Kompas.com - 14/01/2021, 12:01 WIB
Ivany Atina Arbi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemunculan Sarinah, yang mulai dibangun tahun 1962 di jantung Kota Jakarta, tak bisa dilepaskan dari peran presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Presidn Soekarno bercita-cita membangun pusat perbelanjaan pertama di Tanah Air yang berfungsi sebagai etalase barang produksi dalam negeri, khususnya yang berasal dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Maka, dibangunlah Sarinah sebagai salah satu bagian dari proyek mercusuar Bung Karno, termasuk Monumen Nasional (Monas), Stadion Gelora Bung Karno (GBK), dan Hotel Indonesia.

Sarinah selesai dibangun dan diresmikan tanggal 15 Agustus 1966. Gedung yang terdiri dari 15 lantai tersebut memiliki tinggi 74 meter, menjadikannya sebagai bangunan pencakar langit pertama di Indonesia.

Biaya pembangunannya berasal dari dana pampasan perang atau kompensasi dari pemerintah Jepang sebagai konsekuensi atas penjajahannya di Indonesia.

Baca juga: Renovasi Gedung Sarinah Akan Memperhatikan Aspek Cagar Budaya

Nama Sarinah diambil dari nama salah seorang pengasuh Presiden Soekarno di masa Kecil.

Bung Karno mengaku sangat mengagumi wanita tersebut, yang mengajarkannya cinta kasih pada sesama termasuk rakyat jelata.

Sesuai dengan tokoh Sarinah yang mengajarkan Soekarno untuk menyayangi rakyat kecil, Mal Sarinah memberi ruang bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah.

Di awal pembukaannya, hanya tiga lantai saja yang diperkenalkan pada masyarakat. Lantai I menyediakan perlengkapan wanita dan pria, perlengkapan listrik dan penerangan.

Di lantai II tersedia barang-barang tekstil, konvensi, dan mainan anak. Sementara lantai III berisi perlengkapan rumah tangga dan alat tulis. Sarinah juga menyediakan barang makanan serta bumbu dapur.

Dengan segala kelengkapannya, Soekarno pada waktu itu menyebut Mal Sarinah sebagai "Toko Serba Ada".

Dalam perjalannya, Sarinah mengalami pasang surut. Bahkan tahun 1984, gedung tersebut pernah mengalami kebakaran.

Baca juga: Sarinah Bakal Dibuka Kembali Saat HUT Kemerdekaan RI Tahun 2021

Pemugaran Sarinah

Menurut catatan harian Kompas, bangunan yang tergolong Cagar Budaya tersebut dipugar untuk pengembangan usaha dan dalam rangka menjadikannya ikon Kota Jakarta.

Proses pemugaran yang diperkirakan menelan biaya senilai Rp 700 miliar tersebut diproyeksikan selesai pada Agustus 2021.

Direktur Utama PT Sarinah (Persero), Fetty Kwartati mengatakan, pemugaran gedung akan mengikuti aturan cagar budaya. Status gedung Sarinah diusulkan sebagai cagar budaya pada 2016 oleh Tim Ahli Cagar Budaya Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com