Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Operasi SAR Sriwijaya Air, Kendala Cari CVR hingga 239 Kantong Jenazah Dievakuasi

Kompas.com - 15/01/2021, 06:45 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu hari menjelang batas akhir waktu pencarian, Kamis (15/1/2021), operasi SAR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu pekan lalu masih berlangsung.

Cuaca pada hari keenam operasi SAR terpantau cukup baik untuk mendukung upaya pencarian.

Tim SAR pun mendapat temuan baru dan beberapa informasi lain terkait evakuasi Sriwijaya Air.

Berikut rangkuman fakta terbaru pencarian Sriwijaya Air pada hari keenam.

Wilayah pencarian diperluas

Direktur Operasional Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan, wilayah pencarian korban dan serpihan pesawat diperluas hingga ke arah pantai.

Sebab, kemungkinan material pesawat dan bagian tubuh korban sudah bergeser jauh karena teseret arus.

"Karena ini sudah memasuki hari keenam, tentunya ada bagian-bagian atau korban yang mungkin terbawa arus tentu mungkin sudah cukup jauh," kata Rasman di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis pagi.

Baca juga: Kelanjutan Operasi Pencarian Sriwijaya Air SJ 182 Ditentukan Hari ini

"Oleh karena itu pencarian melalui udara mungkin akan diperluas. Begitu juga yang di pantai-pantai kami juga mengoptimalkan oleh potensi yang ada di pantai, baik itu yang ada di pulau-pulau maupun di pulau besar," sambungnya.

Selain itu, Rasman menyebutkan, tim SAR akan melakukan upaya pencarian di atas permukaan laut karena ada beberapa serpihan pesawat yang ditemukan.

"Kemarin hari kelima ada penyerahan objek pencarian yang ditemukan karena tersangkut di jaring nelayan. Artinya, bagian-bagian ini juga melayang di air. Jadi tidak semuanya tertanam di dasar laut," ucap Rasman.

Sejumlah orang dinyatakan reaktif Covid-19

Menjelang Kamis Siang, Rasman membuat pernyataan bahwa sejumlah orang yang telah melakukan swab antigen di posko medis di JICT II dinyatakan reaktif Covid-19.

"Yang memeriksakan diri itu, ada petugas, ada media, ada relawan. Ternyata ya ada yang reaktif, banyak yang reaktif," kata Rasman.

"Angkanya ada di petugas kesehatan, cuma saya dilaporkan bahwa banyak yang reaktif," sambungnya.

Baca juga: Pencarian hingga Hari ke-6 Sriwijaya Air, Tim SAR Kumpulkan Total 239 Kantong Jenazah

Diketahui, sejumlah instansi memang membuka posko kesehatan yang menyediakan fasilitas swab antigen bagi petugas yang terlibat dalam operasi SAR dan awak media.

Mereka yang dinyatakan reaktif Covid-19 kemudian langsung ditangani tim medis untuk melakukan swab PCR.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com