Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pahlawan di Balik Evakuasi Sriwijaya Air SJ 182...

Kompas.com - 17/01/2021, 16:06 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah bergulat dengan berbagai musibah mulai dari banjir hingga pandemi Covid-19 di sepanjang tahun 2020, Indonesia kembali dirundung malapetaka di awal tahun 2021.

Kali ini, pesawat komersial milik maskapai Sriwijaya Air yang mengangkut puluhan orang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021). Seluruh awak pesawat dan penumpang tewas dalam kejadian nahas tersebut.

Tim Search and Rescue (SAR) gabungan dari Basarnas, TNI, dan Polri kemudian diturunkan ke lapangan untuk mencari dan mengevakuasi puing-puing pesawat serta tubuh korban.

Hingga hari ke-9 pencarian, petugas telah berhasil mengumpulkan sebanyak 298 kantong berisi bagian tubuh korban dan 105 kantong berisi serpihan pesawat.

Baca juga: UPDATE: Total 298 Kantong Berisi Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air Diserahkan ke DVI Polri

Selain tim dari ketiga lembaga pemerintah di atas, ada pula tim relawan yang selama ini tidak begitu mendapat sorotan meski punya andil besar dalam proses evakuasi tersebut.

Mereka adalah relawan dari Indonesia Divers Rescue Team (IDRT), yang memiliki spesialisasi pencarian dan penyelamatan di bawah permukaan air.

Misi kemanusiaan yang tak dibayar

Menurut Ketua IDRT Ebram Harimurti, organisasi nirlaba tersebut melakukan misi pencarian secara sukarela tanpa mengharapkan bayaran dan imbalan dari siapapun. Mereka bergerak berdasarkan kerelaan.

"Jadi (kami) bekerja sambil beramal. Yang ditekankan di sini adalah misi kemanusiaan," ujar Ebram saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (15/1/2021).

Baca juga: UPDATE: Tim SAR Pencarian Sriwijaya Air SJ 182 Terima 9 Kantong Temuan dari Bakamla dan KRI Kurau

Untuk memenuhi kebutuhan pribadi selama berkegiatan di IDRT, setiap anggota mengeluarkan uang dari kantong masing-masing. Peralatan selam yang digunakan pun juga merupakan milik pribadi.

Peralatan yang dimaksud seperti tabung oksigen, masker selam, dan skuter air.

Persiapan relawan penyelam Indonesia Divers Rescue Team dalam pencarian korban kecelakaan Sriwijaya AirIndonesia Divers Rescue Team - IDRT Persiapan relawan penyelam Indonesia Divers Rescue Team dalam pencarian korban kecelakaan Sriwijaya Air

Lebih lanjut Ebram menjelaskan bahwa anggota IDRT menjalani berbagai profesi, mulai dari pengusaha, karyawan swasta, hingga pekerja lepas.

Mereka rela meluangkan waktu di sela-sela pekerjaan untuk turun ke lapangan melaksanakan misi penyelamatan.

Meski kadang harus pergi jauh dari rumah meninggalkan anak dan istri, kegiatan anggota IDRT mendapat dukungan dari keluarga, ujar Ebram.

"Keluarga sudah tahu kita punya dedikasi dalam hal ini, jadi mereka mendukung," kata Ebram.

Baca juga: Fakta Sementara Manifes Sriwijaya Air SJ 182: Kru NAM Air hingga Adanya Penumpang Pakai Identitas Orang Lain

Selama melakukan pencarian korban dan puing Sriwijaya Air SJ 182, organisasi yang beranggotakan 16 orang ini membagi timnya menjadi empat, yaitu Alfa, Bravo, Charlie, dan Delta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com