Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penggali Kubur Jenazah Covid-19, Antara Rasa Khawatir dan Dedikasi Kerja

Kompas.com - 17/01/2021, 19:48 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Karnadi (52), penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Jumat (15/1/2021) malam terlihat menyender di sebuah tembok.

Di sampingnya, sebuah pacul tegak berdiri. Ia segera beranjak dari tempat duduknya begitu peti jenazah pasien Covid-19 memasuki areal pemakaman.

"Yok, kita gerebek, yok," teriakan itu terdengar di antara suara jangkrik.

Baca juga: Anies Baswedan: Malam Telah Larut, Penggali Kubur Belum Akan Pulang

Suara besi pacul beradu dengan tanah kemudian terdengar bersahutan. Karnadi dan para penggali kubur di TPU Srengseng Sawah langsung menyerbu ke liang lahat yang telah menganga.

Gesit. Kurang dari 10 menit, peti jenazah pasien Covid-19 sudah terkubur dan nisan kayu telah tertancap.

Penerangan di pojok TPU Srengseng Sawah hanya berbekal lampu sorot dan lampu eskavator yang kekuningan. Mereka bekerja di bawah cahaya kuning yang berpendar.

Rutinitas menguburkan pasien jenazah Covid-19 telah dimulai sejak pukul 07.30 WIB. Terkadang para penggali kubur baru selesai pada pukul 22.00 WIB.

Penggali kubur, Karnadi (52) sedang menunggu peti jenazah pasien Covid-19 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Jumat (15/1/2021). TPU Srengseng Sawah dijadikan sebagai tempat pemakaman jenazah pasien Covid-19 sejak Selasa (12/1/2021). TPU Srengseng Sawah memiliki lahan seluas 0,5 hektar dan bisa menampung sekitar 700 makam untuk jenazah pasien Covid-19.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Penggali kubur, Karnadi (52) sedang menunggu peti jenazah pasien Covid-19 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Jumat (15/1/2021). TPU Srengseng Sawah dijadikan sebagai tempat pemakaman jenazah pasien Covid-19 sejak Selasa (12/1/2021). TPU Srengseng Sawah memiliki lahan seluas 0,5 hektar dan bisa menampung sekitar 700 makam untuk jenazah pasien Covid-19.

Keseharian Karnadi belakangan selalu menunggu jenazah pasien Covid-19. Saat jenazah pasien Covid-19 belum datang, ia bersama para penggali kubur dari TPU lain di Jakarta Selatan menghabiskan waktu dengan duduk atau berbagi cerita sambil merokok.

Yang lainnya, ada yang menelepon keluarga dan teman. Ada juga yang rebahan di sekitar area pemakaman Covid-19.

Baca juga: Cerita Penggali Kubur Khusus untuk Jenazah Pasien Covid-19

Pemakaman Covid-19 di TPU Srengseng Sawah telah dimulai sejak Selasa (12/1/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan menjadikan TPU Srengseng Sawah untuk pemakaman jenazah pasien Covid-19 lantaran TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur telah penuh.

Khawatir, pasrah, dan dedikasi

Para penggali kubur menunggu giliran untuk memakamkan peti jenazah pasien Covid-19 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Jumat (15/1/2021). TPU Srengseng Sawah dijadikan sebagai tempat pemakaman jenazah pasien Covid-19 sejak Selasa (12/1/2021). TPU Srengseng Sawah memiliki lahan seluas 0,5 hektar dan bisa menampung sekitar 700 makam untuk jenazah pasien Covid-19.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Para penggali kubur menunggu giliran untuk memakamkan peti jenazah pasien Covid-19 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Jumat (15/1/2021). TPU Srengseng Sawah dijadikan sebagai tempat pemakaman jenazah pasien Covid-19 sejak Selasa (12/1/2021). TPU Srengseng Sawah memiliki lahan seluas 0,5 hektar dan bisa menampung sekitar 700 makam untuk jenazah pasien Covid-19.

Ketakutan itu ada di pikiran Karnadi. Bagi ayah beranak dua itu, Covid-19 adalah penyakit yang mematikan. Namun, pekerjaannya sebagai penggali kubur tetap ia lakoni dengan penuh dedikasi.

"Engga bosan sih makamin jenazah pasien Covid-19. Kalau bukan kami, siapa lagi yang peduli buat makamin jenazah pasein Covid-19. Kami istilahnya kerja betul-betul membantu penanganan Covid-19 ini di DKI," kata Karnadi saat berbincang dengan Kompas.com.

Karnadi berusaha mengeliminasi ketakutannya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ia memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan baik dalam tugas maupun setelah bertugas.

Dalam bertugas, Karnadi selalu ingat pesan keluarganya. Keluarganya meminta untuk selalu hati-hati dan menjaga kesehatan.

Baca juga: Cerita Haris, Petugas Makam TPU Tegal Alur yang Sudah Lupa Kapan Terakhir Libur Kerja

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com