BEKASI, KOMPAS.com - Salah satu pedagang sapi di Pasar Kranji Baru, Bekasi Barat, bernama Rudi (34) meluapkan keluh kesahnya. Dia mengeluhkan tingginya harga daging yang dibeli dari rumah pemotongan hewan (RPH).
"Kami kesulitan, pasrah saja ini. Sekarang naik per karkasnya sudah sekitar Rp 90.000," kata Rudi saat ditemui di los tempat jual daging Pasar Kranji, Rabu (20/1/2021).
Menurut Rudi, harga per karkas (daging berikut bagian tulang) yang dibeli pedagang dari RPH berkisar Rp 90.000 per kilogram (kg).
Adapun dalam satu karkas, pedagang hanya mendapatkan bagian daging sebesar 40 persen, sisanya hanya tulang belaka dan bagian lain.
Baca juga: Pedagang: Jual Daging Sapi Mahal Enggak Laku, Kalau Murah Kami Rugi
Kini, pedagang harus menjual daging sapi dengan harga Rp 120.000 per kg. Kondisi inilah yang membuat pedagang kesulitan menjual daging ke masyarakat.
"Apalagi karena ini (daging) barang, pembeli enggak kuat harga segitu. Ditambah kemampuan pasar berkurang pembelinya juga kesulitan ekonomi sekarang," kata dia.
Kenaikan harga ini, lanjut Rudi, sudah dirasakan sejak menjelang hari Natal pada Desember 2020.
Namun, bukannya menurun, harga daging malah semakin melambung tinggi hingga akhirnya menyentuh Rp 120.000 per kg.
Baca juga: Pedagang Daging Sapi Jabodetabek Mogok Jualan Mulai Hari Ini, Apa Alasannya?
"Awalnya jual Rp 110.000 per kilogram sekarang jadi Rp 120.000 per kilogram," tambah Rudi.
Kini, Rudi hanya menjual daging sisa yang masih tersimpan di dalam freezer. Sisa daging yang dia simpan dijual dengan harga Rp 120.000 per kg.
Dengan harga itu, Rudi mengaku tak mendapatkan untung sama sekali.
"Kita pasrah saja, banyak banyak bersyukur. Sekarang cuma layani langganan doang untuk habisin daging karena yang langganan kan juga buat dagang mereka, mereka butuh produk seperti jual baso atau apa," ucap Rudi.
Sebelumnya, pedagang daging sapi menggelar aksi mogok jualan.