Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Tetap Layani Rapid Test Antigen meski Ada Layanan Tes GeNose

Kompas.com - 03/02/2021, 18:25 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Joni Martinus memastikan stasiun KA Jarak Jauh tetap menyediakan layanan rapid test antigen untuk deteksi Covid-19.

Layanan itu tak akan dihapus meski mulai 5 Februari 2021, PT KAI juga mulai menyediakan layanan tes GeNose untuk mendeteksi Covid-19.

"Layanan rapid test antigen di stasiun masih akan tetap ada. Saat ini tersedia di 46 stasiun di pulau Jawa dan Sumatera," kata Joni kepada Kompas.com, Rabu (3/1/2021).

Baca juga: Kepolisian Tak Temukan Unsur Pidana Kasus Hasil Swab Antigen Negatif Sebelum Tes di Bandara

Joni mengatakan, tes GeNose memang akan menjadi syarat untuk melakukan perjalanan dengan KA Jarak Jauh.

Namun, pengguna KA juga tetap bisa menggunakan hasil rapid test antigen atau pun tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR) sebagai syarat untuk melakukan perjalanan.

Dengan begitu, masyarakat kini memiliki banyak pilihan.

Namun, untuk tahap awal, layanan tes GeNose baru akan tersedia di dua stasiun, yakni Stasiun Senen, Jakarta, dan Stasiun Yogyakarta.

"Tarif yang dikenakan pada saat uji coba atau pre launching ini adalah Rp 20.000," ujar Johnny.

Baca juga: Syarat Pemeriksaan GeNose 19 untuk Naik Kereta Api, Salah Satunya Dilarang Merokok 30 Menit Sebelum Tes

Tarif tersebut jauh lebih murah dari tarif rapid tes antigen di stasiun yang harganya mencapai Rp 105.000.

Pengguna KA yang hendak mengakses layanan tes GeNose dan Rapid Test Antigen di Stasiun disarankan datang satu hari sebelum jadwal keberangkatan untuk menghindari ketinggalan kereta.

Joni berharap tersedianya layanan test Genose C19 di Stasiun ini akan semakin memperkuat deteksi dini penularan Covid-19.

"Sehingga lebih mempercepat pencegahan penularan Covid-19 dan menjadikan moda transportasi Kereta Api yang makin nyaman aman dan sehat," ujar Joni.

GeNose C19 adalah alat screening Covid-19 yang dibuat oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), yang meniru cara kerja hidung manusia dengan memanfaatkan sistem penginderaan (larik sensor gas) dan kecerdasan buatan (Artificial intelligence) untuk membedakan pola senyawa yang dideteksi.

Baca juga: Menristek Tegaskan GeNose untuk Skrining, Tidak Bisa Gantikan PCR

GeNose C19 melakukan screening melalui embusan nafas seseorang, untuk mendeteksi keberadaan Covid-19.

Perangkat GeNose yang dikombinasikan dengan software AI, terlatih untuk membedakan sampel nafas yang diduga positif Covid-19 atau negatif Covid-19.

Adapun alat GeNose C19 sendiri telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan No Kemenkes RI AKD 20401022883.

Alat tersebut juga telah ditetapkan sebagai syarat kesehatan bagi individu yang melakukan perjalanan melalui Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 No 5 Tahun 2021 dan Surat Edaran Kementerian Perhubungan No 11 Tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com