Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Jakbar: Kasus Vaksinasi Covid-19 Helena Lim Jadi Bahan Evaluasi Bersama

Kompas.com - 10/02/2021, 15:41 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, menyampaikan kasus vaksinasi Covid-19 terhadap influencer Helena Lim atau yang di media sosial dikenal sebagai sebutan crazy rich Helena Lim akan jadi bahan evaluasi bagi petugas maupun masyarakat secara luas.

"Saya mengingatkan, hati-hati saja, aparat harus hati-hati, masyarakat juga. Pokoknya hati-hati, jadi bahan evaluasi saja buat kita sama-sama," kata Uus ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Uus juga mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 merupakan masalah kemanusiaan.

Baca juga: Kasus Helena Lim Divaksinasi Covid-19, Polisi Panggil Pihak Puskesmas Kebon Jeruk untuk Klarifikasi

"Ini (vaksin Covid-19) kan masalah kemanusiaan. Vaksin ya jangan sampai dipakai main-main," ujar dia.

Uus mengaku telah berkoordinasi dengan kepala suku dinas kesehatan Jakarta Barat terkait  kasus itu.  Ia kemudian menyampaikan bahwa kini yang menjadi fokusnya adalah agar permasalahan Covid-19 dapat segera tuntas di wilayahnya.

"Bagaimana caranya biar Covid-19 segera tuntas, pengobatan selesai, biar masalah selesai, dan pasti petugas harus hati-hati," ujar dia.

Helena Lim menerima vaksin Covid-19 di Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin lalu. Pengalaman vaksinasi tersebut ia rekam dan publikasilan melalui akun Instagramnya @helenalim988.

Helena merekam kegiatannya sejak mengantre, menunggu giliran disuntik, hingga akhirnya menerima vaksin Covid-19 tersebut.

Hal itu segera mendapat perhatian warganet. Pasalnya, Helena diduga bukan merupakan tenaga kesehatan yang menjadi prioritas pertama penerima vaksin Covid-19 saat ini.

Kepala suku dinas kesehatan Jakarta Barat Kristy Wathini menyatakan bahwa Helena menerima vaksin sebab ia membawa keterangan sebagai pekerja di apotek.

"Yang bersangkutan membawa keterangan bekerja di apotik sebagai penunjang," kata Kristy ketika dikonfirmasi, Senin.

"Dan apotek merupakan salah satu sarana kefarmasian yang masuk dalam prioritas pertama," sambungnya.

Di samping itu, Elly Tjondro, pemilik Apotek Bumi menyatakan bahwa Helena Lim merupakan partner usaha apotek miliknya, sehingga dapat menerima vaksin Covid-19.

Terkait kasus itu, Polres Jakarta Barat kini telah melayangkan surat undangan klarifikasi kepada Puskesmas Kebon Jeruk dan Apotek Bumi. Undangan klarifikasi ini dilayangkan untuk mengetahui lebih lanjut soal ada atau tidaknya tindak pidana yang terjadi saat Helena mendapatkan vaksin Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com