JAKARTA, KOMPAS.com – Libur panjang kembali datang dan seperti yang sudah-sudah, tidak ada pembatasan mobilitas yang konkret dilakukan pemerintah selain sebatas imbauan kepada warga.
"Pemerintah berkepentingan dengan kegiatan Imlek ini. Terutama jangan sampai peristiwa sakral ini justru punya dampak negatif terhadap upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. Ini imbauannya bukan kepada penganut agama tertentu, komunitas tertentu, tapi seluruhnya yang nanti akan merayakan Imlek supaya menahan diri," ucap Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Selasa (9/2/2021).
"Beberapa hari ini kita akan ada libur panjang. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk memanfaatkan libur ini bersama keluarga di rumah. Bila tidak mendasar, tidak mendesak maka kurangi bepergian apalagi bepergian keluar kota yang berada di dalam kendaraan selama beberapa jam," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dalam keterangan suara, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: H-1 Libur Imlek, 146.000 Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
Dari beberapa edisi libur panjang yang telah terjadi, imbauan seperti ini tak pernah manjur mencegah mobilitas penduduk dari Jakarta dan sekitarnya ke luar kota.
Padahal, pemerintah pula yang mengakui bahwa liburan panjang hampir selalu berimbas pada lonjakan kasus Covid-19 secara drastis.
Terakhir, pascalibur panjang akhir Oktober 2020 yang berdampak pada penuhnya rumah sakit di berbagai daerah, juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut libur panjang menyebabkan kasus Covid-19 di Tanah Air naik hingga 2 kali lipat.
"Naiknya antara 50 sampai lebih dari 100 persen," ujar Wiku dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (4/12/2020).
Wiku menjelaskan, sejak pandemi Covid-19 terjadi Indonesia, sedikitnya ada tiga agenda libur panjang yang dijalani masyarakat pada 2020.
Baca juga: Libur Panjang Imlek, Jumlah Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Meningkat
Ketiga agenda libur panjang itu meliputi perayaan Lebaran, perayaan kemerdekaan pada Agusus, dan libur panjang 28 Oktober-1 November.
Dari dampak libur panjang ini, kenaikan kasus bahkan bisa terus terjadi antara 10 sampai 14 hari berikutnya. Selain itu, kasus tersebut juga bisa bertahan antara satu hingga dua pekan berikutnya.
"Itu selalu polanya seperti itu dan makin ke sini, semakin menggila naiknya, ada 6 ribu, ada 8 ribu," terang Wiku.
Lantas, apakah rentetan pengalaman buruk ini berhasil menciptakan “efek jera” sehingga mobilitas penduduk dari Jakarta dan sekitarnya ke luar daerah tidak terjadi saat periode libur Tahun Baru Imlek 2572?
Sayangnya, belum.
Baca juga: Libur Imlek, Kendaraan ke Arah Puncak Bogor Diperiksa, Tak Bawa Hasil Swab Antigen Diputarbalik
Ramai-ramai ke luar kota
PT Jasa Marga (Persero) Tbk, memprediksi jumlah kendaraan yang keluar dari Jabotabek pada akhir pekan ini akan melonjak dratis.