JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia, Lars Bo Larsen, mengapresiasi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penerapan kawasan rendah emisi di Kota Tua, Jakarta.
Lars menyampaikan dukungannya tersebut melalui sebuah video berdurasi 2 menit 10 detik yang diunggah di akun Twitter resminya, @DubesDenmark.
Ia membandingkan kebijakan serupa yang sebelumnya juga diterapkan di Kota Copenhagen, Denmark.
Baca juga: Kebijakan Zona Emisi Rendah Diberlakukan, Kualitas Udara di Kota Tua Membaik
"Saat Jakarta memperkenalkan Kawasan Rendah Emisi (LEZ) skala kecil di Kota Tua, berikut beberapa pelajaran dari Kopenhagen sebagai ibu kota pertama di dunia yang memperkenalkan Kawasan Pejalan Kaki Rendah Emisi. @aniesbaswedan @DKIJakarta @TfJakarta @trotoarian," kata Lars sebagai caption yang menjelaskan video yang diunggah pada Rabu (17/2/2021).
Dalam video tersebut, Lars terlihat berada di alun-alun Kota Tua.
"Jakarta baru saja membuka kawasan khusus pejalan kaki di area Kota Tua, tepat di belakang saya ini," begitu kata-kata pembuka dari Lars di video tersebut.
Lars kemudian mengklaim bahwa Kota Copenhagen menjadi ibu kota negara pertama di dunia yang menerapkan kawasan khusus pejalan kaki.
"Menyambut baik inisiatif ini, saya akan berbagi cerita saat pertama kali kawasan serupa dibangun di Kota Copenhagen karena Copenhagen merupakan ibu kota pertama di dunia yang membangun jalur khusus bagi pejalan kaki," urainya.
Menurut pemaparan Lars, ide kawasan khusus pejalan kaki sempat menjadi kontroversi di Denmark.
"Ide kawasan khusus pejalan kaki saat itu dianggap kontroversial. Bahkan arsitek perancangnya harus mendapat pengawalan khusus dari polisi saat jalur pejalan kaki resmi dibuka, seperti yang baru saja dilakukan di Kota Tua," ucap Lars.
Tapi, lanjut Lars, kini warga Copenhagen ingin area pejalan kaki diperbanyak dikarenakan adanya perubahan persepsi.
"Tapi sekarang, 9 dari 10 warga Copenhagen justru ingin area pejalan kaki diperbanyak," katanya.
Menurut Lars, ada sejumlah tahap yang membuat warga Copenhagen kini lebih senang dengan area pejalan kaki.
Yang pertama, Lars menilai para pemilik toko di kawasan pejalan kaki diuntungkan oleh keberadaan area tersebut.
"Fase pertama, pemilik toko di area tersebut melihat bahwa adanya pejalan kaki ternyata membuat area tersebut menjadi ramai dikunjungi dan konsumen pun meningkat bagi usaha kecil di sana," urai Lars.
Baca juga: Penerapan Kawasan Rendah Emisi Hari Pertama di Kota Tua Diwarnai Kemacetan