TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Fenomena kabut menyelimuti kawasan Serpong, Tangerang Selatan, dan sebagian wilayah Pagedangan, Kabupaten Tangerang, diperkirakan akan kembali terjadi beberapa hari ke depan.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Tangerang Selatan Yanuar Henry menjelaskan, fenomena tersebut kemungkinan masih bisa terjadi karena menurunnya suhu udara dan kelembapan yang tinggi.
"Kemungkinan masih berpotensi, tapi sudah tidak besar lagi," ujar Yanuar melalui pesan singkat, Selasa (23/2/2021).
Menurut Yanuar, kabut yang menyelimuti kawasan Serpong-Pagedangan tidak akan setebal Selasa pagi karena potensi hujan yang terus menurun hingga akhir Februari 2021.
"Sudah tidak besar lagi, karena potensi hujan terus menurun menjelang akhir Februari ini," kata Yanuar.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Kabut Selimuti Kawasan Serpong-Pagedangan Selasa Pagi
Fenomena kabut di kawasan Serpong-Pagedangan mulai muncul pada Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Kondisi yang tidak biasa itu banyak dibagikan warga lewat unggahan foto dan video di media sosial.
Terlihat kabut menutupi jalan dan bangunan hingga mengurangi jarak pandang warga dan para pengendara. Kabut itu mulai berangsur-angsur menghilang sekitar pukul 08.00 WIB.
Yanuar menjelaskan, fenomena kabut tersebut disebabkan oleh suhu udara di wilayah Tangerang Selatan dan sebagian Kabupaten Tangerang yang menurun beberapa waktu belakangan.
"Kemunculan kabut itu kemungkinan besar karena suhu udara menurun beberapa hari belakangan ini, sehingga kabut ini terjadi pada pagi hari tadi," ujarnya.
Baca juga: PPKM Mikro di Tangsel Diperpanjang karena Dinilai Efektif, tapi Kasus Covid-19 Terus Bertambah
Berdasarkan data cuaca yang dicatatkan BMKG, lanjut Yanuar, suhu udara di kawasan Tangerang Selatan dan sekitarnya berkisar 24-31 derajat celsius dengan kelembapan udara mencapai 91 persen.
"Tiga hari belakangan ini suhu udara terpantau berada di kisaran 24-31 derajat celsius dengan kelembapan 91 persen pada pagi hari tadi," ungkapnya.
"Keadaan udara lembap inilah yang kemungkinan besar membuat terjadinya kabut tersebut," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.