Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ironis Friedrich Silaban, Hidup Susah Usai Rancang Masjid Istiqlal yang Monumental

Kompas.com - 24/02/2021, 15:14 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Friedrich Silaban, salah satu arsitek andalan Presiden Soekarno dalam merancang bangunan monumental Indonesia pasca kemerdekaan, harus hidup susah di masa tuanya.

Ini terjadi lantaran sosok yang dekat dengan presiden pertama Indonesia itu dipinggirkan oleh rezim Orde Baru.

Rezim di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto tersebut ingin menghapuskan semua hal terkait dengan rezim Soekarno, seperti tertuang dalam buku Rumah Silaban terbitan mAAN Indonesia Publishing.

"Kemungkinan hal ini (kedekatannya dengan Soekarno) yang menyebabkan posisi Silaban sebagai arsitek tersisihkan," tulis buku tersebut.

Baca juga: Putra Friedrich Silaban: Ayah Pakai Nama Samaran demi Terpilih Jadi Arsitek Masjid Istiqlal

Dijelaskan bahwa pria yang bekerja di Departemen Pekerjaan Umum pada 1957-1965 ini mengalami kesulitan finansial di masa pensiunnya karena tak kunjung mendapatkan penghasilan tambahan.

Upah pensiunannya tidak cukup untuk menghidupi keluarganya yang besar.

Pria dengan 10 anak ini kemudian mencoba melamar ke PBB, terlihat dari isi suratnya yang ditujukan pada Alvaro Ortega, Kepala Penasihan Bangunan Inter-regional PBB.

Namun, diketahui bahwa lamaran kerja Silaban tidak diterima karena tidak ada lowongan yang tersedia pada saat itu.

Baca juga: Pergolakan Batin Friedrich Silaban Saat Ikut Sayembara Masjid Istiqlal

Ironisnya, Silaban yang mampu menerjemahkan visi Soekarno akan bangunan modern yang monumental, menjadi arsitek favorit presiden tersebut.

Di masa keemasannya, pada tahun 1957- 1964, Silaban merancang bangunan-bangunan monumental Indonesia, termasuk Masjid Istiqlal dan Bank Indonesia.

Setelah tahun 1965, karirnya meredup seiring lengsernya Soekarno dari jabatan presiden.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1960-an juga memperparah masa paceklik yang dialami Silaban.

Baru pada tahun 1978 seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, Silaban kembali menerima berbagai penugasan meskipun tidak dengan intesitas yang sama seperti sebelum tahun 1965.

Baca juga: Para Ulama Siapkan Dana Rp 500.000 untuk Bangun Istiqlal, Soekarno: Tidak Cukup!

Ia merancang berbagai rumah tinggal pribadi di Bogor dan Jakarta, seperti dijelaskan dalam jurnal "Biografi Friedrich Silaban Perancang Arsitektur Masjid Istiqlal" karya Ojak Pasu P Simamora, Bedriati Ibrahim, dan Bunari dari Universitas Riau.

"Pekerjaan yang paling besar yang Friedrich Silaban terima pada masa ini adalah perancangan gedung Universitas HKBP Nommensen di Medan pada tahun 1981-1982," tulis jurnal tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com