Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Pleidoi Pembunuh Ade Sara, Assyifa: Mohon Putusan Ringan agar Saya Bisa Melanjutkan Pendidikan...

Kompas.com - 06/03/2021, 06:33 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) oleh mantan pacarnya, Ahmad Imam Al Hafitd dan kekasih baru Assyifa Ramadhani menghadirkan drama terutama di masa persidangan tujuh tahun lalu.

Publik dibuat geram karena Hafitd dan Assyifa sama-sama berupaya mendapatkan keringanan hukuman lewat kesaksian hingga pleidoi (nota pembelaan).

Padahal, mereka mengaku menganiaya Sara selama 26 jam.

Baca juga: Dalam Duka, Suroto dan Elisabeth Berbesar Hati Memaafkan Pembunuh Ade Sara

Hafitd dan Assyifa memukul, menyetrum, mencekik, hingga menyumpal mulut Sara sebelum meninggalkan jasad korban di kilometer 41 Tol JORR ruas Bintara, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/3/2014) dini hari.

Hafitd dan Assyifa menyampaikan pembelaan mereka di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal berbeda.

Hafitd tidak berniat membunuh Sara

Hafitd menyampaikan sendiri pembelaannya dalam sidang pleidoi, Selasa (11/11/2014).

Ia membuka pembelaannya dengan menyampaikan rasa hormat ke majelis hakim, jaksa penuntut, dan tim pengacaranya.

Dengan terbata-bata karena menahan tangis, Hafitd meminta maaf sekaligus berterima kasih kepada keluarga Ade Sara yang sebelumnya pernah menyatakan telah memaafkannya.

"Saya ingin meminta maaf kepada keluarga besar Ade Sara Angelina, dan saya mau berterima kasih karena mereka mau memaafkan saya. Itu jadi bekal buat saya di akhirat nanti," kata Hafitd.

Hafitd mengatakan bahwa dirinya tidak berniat sedikit pun untuk membunuh Sara.

Ia juga tidak bermaksud memutus tali keturunan orangtua Ade Sara.

Hafitd, yang tampak begitu emosional ketika membaca pleidoinya, sempat diminta hakim untuk memenangkan diri sejenak sebelum melanjutkan pembelaannya.

Hafitd mengaku merasa takut akan divonis hukuman berat.

"Saya sangat takut. Sebelum jaksa menuntut pun saya sudah merasa dituntut oleh masyarakat. Saya takut tidak bisa membayar semua," lanjut Hafitd dengan suara bergetar.

Hafitd mengungkapkan, kesalahan yang telah ia perbuat akan selalu tergambar di ingatannya setiap kali ia akan memejamkan mata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com