Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Rumah Warga di Ciledug Ditutup Tembok, Bocah Harus Memanjat hingga Kehilangan Anggota Fitness Center

Kompas.com - 15/03/2021, 06:20 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Berbagai kesulitan harus dihadapi Asep beserta keluarga lantaran akses kediaman mereka di Tajur, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, tertutup total oleh dua dinding beton.

Asep serta tujuh anggota keluarga lainnya menetap di gedung fitness center (pusat kebugaran) sejak gedung itu dibeli oleh keluarganya pada tahun 2016 melalui pelelangan.

Selain menetap di sana, keluarga Asep juga melanjutkan pengelolaan fitness center sejak 2016 hingga saat ini.

Dari delapan anggota keluarga itu, ada empat anak kecil yang masing-masing berumur 2 tahun, 5 tahun, 6 tahun, dan 7 tahun.

Baca juga: Akses Rumah Warga di Ciledug Ditutup Dinding, Camat Ciledug: Tanah Itu Milik Pemkot Tangerang

Pada Oktober 2019, salah satu anak dari mantan pemilik gedung itu membangun dua dinding sepanjang jalan gang rumah Asep dengan jarak antardinding sekitar 2,5 meter.

Saat itu, si anak mantan pemilik gedung memberikan akses bagi keluarga Asep, yakni jalan keluar atau masuk selebar 2,5 meter.

Lalu, pada tanggal 21 Februari, si anak mantan pemilik gedung itu menutup total akses satu-satunya yang dimiliki keluarga Asep.

Kesulitan akses keluar atau masuk kediaman

Asep menyebutkan, aktivitas empat anak yang ada di gedung tersebut sangat terhambat karena ditutupnya akses satu-satunya itu.

Alasannya, kedua dinding itu terlalu tinggi untuk anak-anak. Untuk mengatasinya, Asep serta keluarga meletakkan tangga serta kursi agar dinding itu dapat dilewati.

"Buat anak-anak naik tangga kan susah. Rawan jatuh juga mereka kalau naik tangga, jadinya ya mereka main antar-anggota keluarga aja. Enggak main sama anak-anak tetangga," papar Asep ketika ditemui, Minggu (14/3/2021) sore.

Baca juga: Begini Awal Cerita Akses Rumah Warga di Ciledug Ditutup Dinding Sepanjang 300 Meter

Asep bercerita, sebelum dinding tersebut ditutup total, keempat anak itu kerap kali bermain bersama anak-anak tetangga sekitar.

Asep khawatir bila anak-anak itu terluka karena keberadaan kawat berduri yang membentang sepanjang dua dinding itu.

Bahkan, Asep mengaku pernah terluka karena kawat berduri tersebut.

"Anak kecil ya kayak dipenjara aja. Harus manjat, susah. Biasa ke supermarket mereka, sekarang susah. Temannya ya sekarang dari keluarga aja," urainya.

Padahal, kata Asep, di antara keempat anak itu ada yang harus mengambil kelas tambahan dan les mengaji tiap sore hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com