Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Ikan Mati di Kali Ancol, Sudin LH Akan Cek ke Laboratorium

Kompas.com - 29/03/2021, 20:04 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara Achmad Hariyadi mengatakan, pihaknya akan mengecek penyebab banyaknya ikan mati di Kali Ancol.

Menurut Achmad, fenomena ini terjadi setiap tahun.

"Jadi yang pertama itu perlu dicek laboratorium. Kita enggak bisa langsung vonis, ini dari perusahaan ini, dari perusahaan itu. Tapi untuk fenomena ini, setiap tahun itu terjadi," kata Achmad saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/3/2021).

Baca juga: Banyak Ikan Tiba-tiba Mati di Kali Ancol, Petugas SDA: Diduga karena Air Keruh

Kata Achmad, banyak faktor yang bisa menyebabkan fenomena ikan mati, antara lain karena faktor cuaca dan kurangnya oksigen dalam air.

Oleh sebab itu Sudin LH akan segera mengambil sampel ke lokasi untuk dicek di laboratorium.

"Jadi, biasanya kalau ikan mati itu karena kekurangan oksigen, namun itu dibutuhkan uji lab dulu. Nanti kita akan tindaklanjut, tim dari Sudin LH besok ngecek ke lokasi," ujar Achmad.

"Fenomena alam, memang terjadi panasnya terik sekali, ini kecenderungan, ikan itu kan perlu oksigen juga. Tapi ada kecenderungan-kecenderungan fenomena pergantian musim dari hujan ke kemarau," lanjutnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Ribuan Ikan Mati di KJA Waduk Jatiluhur karena Arus Balik, Pola Tanam Ikan Harus Dibenahi

Achmad menambahkan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) untuk mencari tahu penyebab fenomena tersebut.

Sebelumnya, ikan-ikan di Kali Ancol, Pademangan, tepatnya di Pintu Air Flushing Ancol di Jalan RE Martadinata tiba-tiba mati pada Senin pagi.

Petugas Pintu Air Flushing Ancol, Dimas Ramadani, mengatakan bahwa ikan-ikan itu mati setelah sehari sebelumnya air di kali Ancol nampak pekat hitam.

"Itu dari kemarin airnya hitam banget, pas tadi pagi saya lihat udah pada mati ikannya, pokoknya kalau air hitam terus ikan-ikan pada mati," kata Dimas di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com