Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selidiki Penganiyaan Bocah Tunarungu di Pamulang, Polisi Minta Korban Didampingi Guru Sekolah

Kompas.com - 06/04/2021, 17:00 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polisi mengusut kasus dugaan penganiayaan bocah tunarungu oleh seorang montir bengkel di kawasan Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan.

Kapolsek Pamulang Kompol Prasetyo menjelaskan, pihaknya sudah menerima laporan terkait dugaan penganiayaan terhadap korban berinisial ERN (13).

Pelakunya diduga berinisial BB, seorang montir bengkel yang berada di dekat kediaman korban.

Baca juga: Bocah Tunarungu Diduga Dianiaya Montir Bengkel di Pamulang, Keluarga Lapor Polisi

"Saat ini sedang berproses," ujar Prasetyo kepada Kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Menurut Prasetyo, pihaknya sudah meminta keterangan awal dari ayah korban, Yudi Nugroho, yang melaporkan peristiwa tersebut.

Kepolisian juga akan menggali informasi lebih lanjut dari Yudi sekaligus korban ERN. Namun, pihak keluarga diminta mendatangkan guru sekolah ERN untuk pendampingan.

Prasetyo mengatakan, pendampingan diperlukan untuk menerjemahkan bahasa korban yang berkebutuhan khusus saat memberikan keterangan.

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Oknum Linmas Pemerkosa Wanita Tunarungu di Bekasi

"Namun, untuk korban harus didampingi guru sekolahnya yang bisa mengartikan bahasanya," pungkasnya.

Sebelumnya, ayah korban, Yudi Nugroho, menjelaskan bahwa dugaan penganiayaan itu terjadi pada 18 Maret 2021. Dia mengetahui penganiayaan terhadap anaknya dari tetangga yang melihat peristiwa tersebut.

"Pada 19 Maret itu, Jumat malam, saksi datang cerita kemarin ada pemukulan di depan kontrakannya. Anak saya dipukulin katanya. Diinjak-injak, menangis," ujar Yudi saat ditemui di kediamannya, Selasa (6/4/2021).

Setelah penganiayaan itu, kata Yudi, saksi melihat ERN berjalan sempoyongan dari lokasi kejadian. Tidak diketahui secara pasti penyebab penganiayaan itu.

"Selesai pemukulan itu, dia (pelaku) meninggalkan korban. Pelaku ninggalin korban, korban sempoyongan," ungkapnya.

Mengetahui hal itu, Yudi pun langsung menanyakan kejadian itu kepada ERN dan memeriksa kondisi tubuhnya. Ditemukan memar di tubuh bagian depan dan belakang korban.

ERN pun akhirnya menceritakan bahwa dia dipukul di bagian perut dan wajah. Korban juga tendang bagian punggungnya dan diinjak.

"Awalnya saya lihat (memar) memang, cuma saya kira alergi. Karena memang selain berkebutuhan khusus tunarungu, dia ada alergi," kata Yudi.

"Saya interogasi anak, kamu dipukuli siapa. Akhirnya benar, sesuai keterangan saksi. Siapa yang melakukan, dia nunjuk ke bengkel terduga pelaku ya," sambung Yudi.

Kepada wartawan, ERN menceritakan apa yang dialaminya menggunakan bahasa isyarat. ERN pun lalu mempraktekan pemukulan ke wajah dan perut dengan maksud menunjukkan apa yang dilakukan pelaku kepada dia saat kejadian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com