Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindiran Soeharto terhadap Pihak yang Memprotes Pembangunan TMII

Kompas.com - 09/04/2021, 05:58 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang menjadi salah satu objek wisata favorit Ibu Kota sempat mendapat penolakan dari kalangan mahasiswa dan intelektual.

Alasannya adalah karena proyek yang membutuhkan biaya hingga Rp10,5 miliar itu dianggap tidak bermanfaat banyak bagi masyarakat dan mubazir semata.

Gelombang protes pun bermunculan di berbagai daerah, seperti Medan, Jakarta, hingga Malang untuk menentang pembangunan TMII yang dulu disebut Miniatur Indonesia Indah (MII).

“Sama sekali tak bisa dikatakan bahwa proyek MII memang menduduki tempat teratas dalam skala prioritas pembangunan sehingga begitu urgen untuk diwujudkan sekarang juga,” catat Mahasiswa Indonesia, 9 Januari 1972.

Baca juga: Inspirasi TMII Datang dari Thailand dan Amerika Serikat

Aksi protes ini kian memanas usai "peristiwa berdarah" di gedung sekretariat proyek MII di Jalan Matraman Raya pada 23 Desember 1971, seperti dilansir dari Historia.id.

Ketika itu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Penyelamat Uang Rakyat menyambangi gedung tersebut untuk melakukan demo.

Mereka membentangkan spanduk "Sekretariat Pemborosan Uang Negara".

Tak lama usai aksi bentang spanduk tersebut, sekelompok orang tak dikenal menyerang mahasiswa dengan senjata tajam dan senjata api. Tiga orang terluka.

Dua terkena tusukan belati dan rencong, sementara seorang lainnya tertembak di pahanya, seperti ditulis Harian Kompas.

Baca juga: Peristiwa Berdarah di Balik Pembangunan TMII

Aksi tersebut, nyatanya, tidak menyurutkan niat rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto untuk membangun MII.

Batu pertama pembangunan MII diletakkan pada 30 Juni 1972. Dan pada 20 April 1975, MII resmi dibuka dengan nama Taman Mini Indonesia Indah.

Digagas istri Soeharto

Proyek ini digagas oleh istri Presiden Soeharto, Siti Hartinah atau biasa dipanggil Tien Soeharto, di pengujung tahun 1971.

Ia terinspirasi dari Thai-in-Miniature di Thailand dan Disneyland di Amerika Serikat yang mempromosikan budaya kedua negara tersebut.

"Setelah mengunjungi kedua tempat tersebut, Tien Soeharto menginginkan agar di Indonesia terdapat suatu objek wisata yang mampu menggambarkan kebesaran dan keindahan tanah air Indonesia dalam bentuk mini di atas sebidang tanah yang cukup luas,” tulis Suradi H.P. dkk., dalam Sejarah Taman Mini Indonesia Indah.

Baca juga: TMII Diambil Alih Negara, Plang Kemensetneg Dipasang di Pintu Gerbang

Tien Soeharto dalam Penjelasan tentang Projek Miniatur ‘Indonesia Indah’ berbagi pengalaman ketika berkunjung ke luar negeri. Indonesia sering dipandang kecil oleh bangsa lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com