Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Remaja Tewas Terlindas Truk Demi Konten, Kak Seto: Mereka Tidak Perhitungkan Risikonya...

Kompas.com - 12/04/2021, 16:52 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengomentari kasus tewasnya remaja akibat terlindas truk demi konten video. Menurut dia, para remaja itu bertindak emosional tanpa memikirkan risikonya.

"Jadi terkadang mereka tidak memperhitungkan risikonya, yang penting berani, nekat, keren untuk demi konten, dan seterusnya," kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu saat dihubungi, Senin (12/4/2021).

Kak Seto menyebut perlu adanya peningkatan dan pengawasan terhadap anak terkait dua kasus remaja terlindas karena memberhentikan truk demi konten video.

Baca juga: 2 Kasus Remaja Tewas Terlindas, Berawal dari Berhentikan Truk demi Buat Konten Medsos...

"Perlu adanya peningkatan perlindungan terhadap anak-anak tersebut di lokasi. Selain orangtua, juga masyarakat menyadarkan mengenai bahayanya," ujar dia.

Adapun dua kasus itu terjadi di Jalan Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan, dan Jalan Alternatif Sentul, Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kebupaten Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu terakhir.

Dua korban yang tewas yakni berinisial MH (14) di Pamulang, sedangkan DP (15) mengalami nasib serupa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menurut Kak Seto, upaya pencegahan agar kasus tersebut tidak terulang yakni dengan peran masyarakat yang saling peduli jika melihat adanya para remaja membuat aksi berbahaya.

"Iya (masyarakat bisa membubarkan). Kalau di Bali itu ada pecalang, itu kan pemberdayaan masyarakat. Jadi perlindungan anak memerlukan kewaspadaan dan tindakan nyata dari masyarakat itu sendiri," kata Kak Seto.

Baca juga: Kronologi Remaja 14 Tahun Tewas Terlindas Truk di Pamulang, Berawal dari Buat Konten Video

Sebelumnya, seorang remaja inisial MH (14) yang tewas akibat terlindas saat memberhentikan truk bersama teman-temannya disebut sedang membuat konten video.

Aksi nekat itu dilakukan di Jalan Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (25/3/2021) dini hari.

Petugas parkir di sekitar lokasi, Anjas (21), mengatakan, korban dan teman-temannya kerap berkumpul dan memberhentikan truk setiap malam di sana.

Dia menyebutkan, aksi nekat para remaja itu sengaja dilakukan dan direkam sebelum akhirnya diunggah melalui akun media sosial Instagram @pamulangstrees279.

"Iya sengaja (berhentikan truk). Jadi temannya ada yang ngerekam kayak bikin konten gitu. Kontennya seperti berhentikan truk, videonya di-upload di medsos akun Pamulang Stres (@pamulangstrees279)," kata Anjas saat ditemui di lokasi, Sabtu (27/3/2021).

Anjas menuturkan, warga setempat kerap membubarkan kumpulan remaja itu karena selalu melakukan aksi berbahaya hampir setiap malam.

"Kalau saya perhatikan setiap malam anak-anak suka nongkrong setiap malam dan berhentikan truk. Warga sering mengusir, tapi begitu lagi," katanya.

Baca juga: Dicecar Rizieq Shihab, Eks Kapolres Jakpus: Tak Ada Klaster Covid-19 Petamburan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com