Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koja Berdarah, Ketika 3 Tewas dan Ratusan Luka-Luka dalam Konflik Makam Mbah Priok

Kompas.com - 20/04/2021, 11:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mbah Priok atau Habib Hassan Al Haddad sudah menjadi tokoh keramat bagi masyarakat Jakarta Utara, Khususnya Koja, Tanjung Priok.

Makamnya yang terletak di Jalan Jampea No. 6, Koja, pun menjadi tempat ziarah yang selalu ramai pengunjung.

Masyarakat dari berbagai daerah datang berduyun-duyun ke sana untuk melakukan doa bersama dan memberi penghormatan kepada sosok yang dikenal berjasa dalam menyebarkan agama Islam tersebut.

Koja berdarah

Namun, pada 14 April 2010 terjadi sebuah peristiwa berdarah di sekitar makam keramat itu.

Bentrokan terjadi antara warga dan petugas keamanan yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta aparat TNI dan Polri. Pemicunya adalah sengketa tanah.

Baca juga: Melihat Sosok Mbah Priok yang Makamnya Dikeramatkan Warga Jakarta Utara

Catatan bbc.com, pemerintah DKI mengklaim bahwa makam itu berdiri di atas lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II.

Namun, klaim tersebut dibantah oleh pewaris makam Mbah Priok, sehingga terjadilah bentrokan.

Akibat bentrokan tersebut, tiga anggota Satpol PP meninggal dunia. Sebanyak 28 orang mengalami luka berat, 21 orang luka sedang, dan 148 luka ringan. Korban berasal dari warga dan petugas keamanan.

Kronologi kejadian

Kepala Satpol PP Kepulauan Seribu Hotman Sinambela, yang terlibat dalam peristiwa berdarah itu, mengisahkan pengalaman traumatis yang ia alami ketika mengawal penggusuran lahan makam Mbah Priok.

"Saya masih ingat benar, saya lompar pagar tinggi sampai tiga kali. Setelah itu baru lewat laut naik perahu (kabur dari lokasi kerusuhan), karena saya memang warga Kepulauan Seribu," ujarnya, Sabtu (17/4/2010).

Baca juga: Menengok Masjid Raya KH Hasyim Ashari yang Bernuansa Betawi

Hotman mengisahkan, seperti dilansir Tribunjakarta.com, eksekusi penggusuran lahan makam dimulai sekitar pukul 05.20 WIB pada Rabu (14/4/2010).

Sebanyak 1.750 anggota Satpol PP dari beberapa wilayah, termasuk dari Kepulauan Seribu diterjunkan.

Baru sampai mengeruk bagian depan area makam, sekelompok orang sudah melakukan perlawanan. Sebagian massa mengacung-acungkan celurit dan parang.

Lama-kelamaan, kelompok tersebut mendapat bantuan yang lebih besar dan membentuk massa yang tidak terkendali.

"Bayangkan anggota saya tidak bersenjata, tapi dilawan dengan orang-orang yang mengacungkan samurai dan celurit. Bahkan sudah lempar bom molotov," ujar Hotman.

Baca juga: Masjid Istiqlal, Ekspresi Rasa Syukur Kemerdekaan hingga Toleransi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com