JAKARTA, KOMPAS.com - Budayawan sekaligus sastrawan Radhar Panca Dahana meninggal dunia, Kamis (22/4/2021).
Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh anggota Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (TIM) Noorca Massardi.
Radhar diketahui merupakan pimpinan Forum Seniman Peduli TIM.
"Innalillahi wainaillaihi roji’un, semoga amal ibadah almarhum Radhar Panca Dahana diterima Allah SWT amin," ujar Noorca saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis malam.
Noorca juga meneruskan pesan yang dikirimkan oleh kakak Radhar Panca Dahana, yakni Radhar Tribaskoro.
Dalam pesan tersebut, Radhar Panca disebutkan meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
"Telah berpulang malam ini pk. 20.00 adik saya tercinta Radhar Panca Dahana di UGD RS Cipto Mangunkusumo. Mohon maaf atas semua kesalahan dan dosanya. Mohon doa agar ia mendapat tempat yang terbaik di sisiNya. Aaminn YRA," demikian bunyi pesan Radhar Tribaskoro yang diteruskan oleh Noorca.
Tahun lalu, pertunjukan teater-sastra "LaluKau" memanggungkan puisi-puisi Radhar Panca Dahana.
Radhar Panca Dahana membacakan puisinya sendiri, "Kau yang Kosong 2" pada pementasan teatrikal puisi "LaluKau" pada 18 Februari 2020 di Gedung Kesenian Jakarta itu.
Kompas edisi 21 Februari 2020 memberitakan, budayawan itu mengenakan baju koko, selendang, celana, dan peci putih.
Layar di panggung diisi rangkaian foto lalu lalang manusia di jalan raya kota malam hari, lengkap dengan gedung-gedung tinggi.
Baca juga: Radhar, Melembutkan yang Garang
Lampu deretan kursi penonton sengaja dipadamkan. Sumber cahaya hanya di panggung.
Sorot lampu selalu terarah pada sosok yang membacakan puisi. Di belakang panggung terpasang layar menayangkan video dan gambar.
Puisi, gambar di layar, dan tampilan Radhar yang serba putih seolah meneguhkan suasana kota yang riuh, tetapi kosong.
Orang-orang berjibaku mondar-mandir, berkejaran atau mengejar impian, tetapi sejatinya hampa.