JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai 1 Juni 2021, transaksi di jaringan ATM Link milik bank-bank BUMN atau bank Himbara, yakni Bank BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri akan dikenakan biaya.
Untuk transaksi cek saldo yang sebelumnya tidak dipungut biaya, nantinya akan dikenakan biaya sebesar Rp 2.500 per transaksi dan Rp 5.000 untuk transaksi tarik tunai.
Sejumlah nasabah mengungkapkan tanggapan mereka terkait kebijakan tersebut.
Seorang karyawan swasta, Niko Lapento (32) mengaku keberatan dengan kebijakan tersebut.
Sebagai nasabah Bank Mandiri, Niko langsung ingin memindahkan uangnya ke bank lain.
"Gue rencana mau pindahin saldo mayoritas gue yang tadinya Mandiri ke bank lain (di luar Bank BUMN) sih," kata Niko kepada Kompas.com, Sabtu (22/5/2021).
"Kalau cek saldo gue masih bisa pake m-banking. Tapi kalau tarik tunai aja kena biaya goceng, gue agak keberatan dan mungkin akan tarik tunai di ATM-nya Mandiri," lanjutnya.
Baca juga: Transaksi ATM Link Berbayar, Komunitas Konsumen Indonesia Laporkan Bank Himbara ke OJK dan BPKN
Niko mengatakan, ia memang kerap menggunakan ATM Link untuk bertransaksi.
"Lumayan sering (pakai ATM Link) karena ATM depan kantor gue, yang sering gue tarik tunai juga ada ATM Link, rata-rata di minimarket juga ATM Link," ucapnya.
Keberatan senada disampaikan Kevin Purba (28).
Pria yang berprofesi sebagai Engineer ini menilai, hal tersebut menjadi kemunduran dari kepuasan konsumen.
"Wah jadi serasa commercial banget, sinergi BUMN-nya jadi enggak kerasa. Sama aja ini mah. Aku akan beralih lebih banyak transaksi ke swasta sih. Sebuah kemunduran bagi kepuasan konsumen sih ini menurutku kebijakannya," tutur Kevin.
Namun, hal yang berbeda diungkapkan Benyamin Sembiring (48).
Menurut bapak dua anak itu, biaya yang dikenakan untuk konsumen saat bertransaksi adalah hal yang wajar.
Baca juga: ATM Bank BUMN Digabung Jadi ATM Link, Semangatnya Gratis, Kini Bayar
"Wajar lah dia kan pihak ketiga, prinsipnya adalah di mana tidak ada ATM bank BRI dia ada, dia memberikan kemudahan buat kita, dia dapat itu wajar sekali," ujar Benyamin.