JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah mengatakan, sikap Disdik masih sama terkait dengan pembukaan sekolah serentak yang diminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem, yaitu mengutamakan pertimbangan kesehatan dan keselamatan peserta didik di masa pandemi Covid-19.
"Saya selalu ulang-ulang bahwa pimpinan kita adalah Pak Gubernur mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan anak-anak," ujar Taga saat dihubungi melalui telepon, Jumat (4/6/2021).
Taga mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tidak akan memaksakan belajar tatap muka secara serentak karena ada potensi penyebaran Covid-19.
Baca juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka Tahap 2 DKI Jakarta Dimulai Senin Depan
Taga menyatakan, jika klaster sekolah muncul, orang yang disalahkan adalah kepala daerah di tempat klaster itu muncul.
"Nanti kalau misalnya ramai (muncul klaster) disalahin lagi kepala daerahnya," kata Taga.
Taga mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tak mau mengambil risiko membuka secara serentak kegiatan belajar tatap muka. DKI akan berhati-hati karena pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung tidak bisa dianggap remeh dan harus diwaspadai.
"Jangan sampai kayak jebakan batman, nanti diserentakan (belajar tatap muka) semua, tiba-tiba ada klaster baru," kata dia.
Kompas TV sebelumnya melaporkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem meminta agar kegiatan belajar mengajar tatap muka kembali dibuka Juli 2021. Dia mengatakan tidak ada tawar-menawar meskipun kasus Covid-19 sedang meningkat pascalibur Lebaran.
"Tidak ada tawar-menawar utuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem, Rabu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.