Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Keluarga Bermunculan, Epidemiolog: Pemerintah Semaunya Sendiri, Pura-pura Tak Tahu

Kompas.com - 10/06/2021, 13:30 WIB
Djati Waluyo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono menilai munculnya klaster keluarga diakibatkan ketidakpedulian pemerintah dalam upaya pencegahan sejak awal pandemi berlangsung.

Pemerintah dianggap sudah mengetahui bahwa resiko klaster keluarga lebih menular, namun tetap diabaikan.

Sebagai informasi, klaster keluarga mulai bermunculan pasca libur Lebaran. Setidaknya klaster keluarga muncul di beberapa wilayah di Jakarta, Bogor, Tangerang. Klaster ini sudah menyebabkan infeksi Covid-19 terhadap ratusan pasien.

Baca juga: Epidemiolog Sebut 80 Persen Kasus Covid-19 di Indonesia Berasal dari Klaster Keluarga

"Pemerintah enggak bisa diajari lagi, kalau menurut saya pemerintah sudah maunya sendiri. mereka sebenarnya sudah tahu tapi pura-pura enggak tahu," ujar Pandu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/6/2021).

Menurut dia, peningkatan kasus Covid -19 di Indonesia sering terjadi setelah libur panjang. Hal tersebut terjadi lantaran masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu libur bersama keluarga.

Ditambah lagi, kegiatan yang berkaitan dengan ritual keagamaan seperti silahturahmi dan halal bihalal bersama keluarga.

Baca juga: Lurah: Kasus Covid-19 di Kayu Putih Jaktim merupakan Klaster Keluarga

"Jadi tidak heran di satu keluarga di satu lingkungan atau RT itu positif, itu kan kita lihat polanya begitu dan itu tanpa disadari," ucap dia.

Lanjutnya, resiko penularan klaster keluarga memang tidak disadari secara optimal oleh masyarakat. Hal ini terjadi lantaran tidak adanya edukasi dari pemerintah terkait resiko tersebut. 

"Tidak ada edukasi dari pemerintah bagaimana cara menghadapi klaster keluarga padahal kasus nomor 1, 2, dan 3 itu klaster keluarga, dan saya bilang ini akan jadi dominan cara penularan di indonesia," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com