Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengupas Bawang, Tangan Kerap Terluka hingga Kupas 25 Kg Bawang untuk Dapat Rp 75.000

Kompas.com - 11/06/2021, 09:33 WIB
Djati Waluyo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, menjadi tempat ribuan orang menggantungkan hidup mereka, tak terkecuali kumpulan orang yang bekerja mengupas bawang merah.

Munawaroh merupakan satu dari ratusan pengupas bawang yang menggantungkan hidup di pasar induk sayur dan buah ini.

Setiap hari, tangannya dengan cekatan mengupas bawang satu per satu sejak pukul 07.00 hingga 18.30 WIB.

"Lumayan duitnya, daripada bengong di rumah," ujar Munawaroh sambil tetap mengupas bawang.

Baca juga: Jokowi Lapor soal Preman dan Pungli di Pelabuhan Tanjung Priok ke Kapolri, Polisi Tangkap 24 Orang

Perempuan asal Demak, Jawa Tengah, ini setiap harinya berjalan kaki sekitar 30 menit menuju pasar dari rumah petak yang disewanya di Gang Kramat bersama sang suami.

Ia sudah empat tahun menekuni pekerjaan sebagai pengupas bawang guna membantu suaminya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Di sini saya udah empat tahun, daripada di kampung bengong, kalau di sawah kan musiman, kalau enggak panen kan enggak dapat (uang)," ujar munawaroh.

Di hadapan Munawaroh, terlihat seorang perempuan yang juga sedang mengupas bawang. Ia adalah Yatimah (39).

Yatimah membungkus jari telunjuknya dengan balon untuk mencegah jarinya tersayat cutter.

Sambil mengupas bawang, ia sesekali melihat ponsel dan mengganti musik yang diputar dari ponselnya itu.

Baca juga: Informasi Lengkap Vaksinasi Covid-19 Warga Usia 18 Tahun ke Atas di Jakarta: Syarat, Lokasi, dan Jenis Vaksin

Yatimah tampak cekatan. Dengan kerjanya yang cekatan itu, dalam sehari ia bisa mengupas 25 kilogram bawang dan mengantongi uang Rp 75.000.

"Saya sehari paling 25 kg. Kalau yang telat rada kurang sedikit, bisa 17 kg, 15 kg," ujar Yatimah.

Yatimah tentu saja tak langsung cekatan ketika pertama kali bekerja mengupas bawang.

Yatimah bisa begitu lihai mengupas bawang karena sudah melakoni pekerjaan itu hampir satu dekade.

Ibu empat anak ini mengaku, tak jarang tangannya terluka akibat cutter yang ia gunakan sebagai pengupas bawang.

Hal itu pun terlihat dari goresan di telapak tangannya.

Baca juga: Sembako Bakal Kena PPN, Pedagang Pasar: Pemerintah Sangat Tega

Rasa perih akibat tangan terluka dan mata yang tak kuat menahan efek dari bawang sudah biasa dirasakannya.

Ia harus menahan rasa perih itu untuk tetap bertahan hidup di Ibu Kota.

"Kalau luka udah biasa, wajarlah, kami pegangannya silet, ya itu mah udah lewatin aja, perih-perih kami jalani aja, namanya kami cari uang, udah biasa kalau kami kena silet," ungkap Yatimah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com