Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelindo II Klaim Selama Ini Konsisten Atasi Pungli di Tanjung Priok

Kompas.com - 15/06/2021, 16:46 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II klaim, selama ini telah konsisten memberantas pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Direktur Utama PT Pelinido II Arif Suhartono mengatakan, penindakan terkait pungli sudah berjalan secara terus menerus.

"Proses perapian, proses penegasan, penegakan terkait hal seperti ini sudah berjalan secara konsisten," kata Arif dalam jumpa pers di Museum Maritim Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/6/2021).

Namun, kini muncul anggapan bahwa peninandakan pungli baru dilakukan setelah masalah itu jadi perhatian Presiden Jokowi.

Baca juga: Pelindo II Akan Berhentikan Pegawai yang Lakukan Pungli

"Ini bukan kami bergerak karena ada atensi Presiden, kami sampaikan jujur saja kami senang dengan adanya atensi tersebut, change management jauh lebih ringan bagi kami," ujar dia.

Menurut Arif, dengan mencuatnya kasus itu menjadi perhatian publik justru meringankan tugas Pelindo II dalam memberantas pungli di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.

"Apa yang terjadi belakangan ini, saat kunjungan Presiden Jokowi, saya merasa bersyukur karena kunjungan tersebut artinya program transformasi yang kami jalankan dapat terakselerasi. Karena transformasi ini yang berat adalah change management," ujar Arif.

"Sorotan dari Presiden Jokowi bisa jauh meringankan transformasi tersebut sehingga bisa lebih mudah meringankan pengawasan," tambahnya.

Pihak Pelindo II telah melakukan beberapa tindakan seperti memecat para pegawai yang terbukti terlibat melakukan pungli dan membuka layanan pengaduan masyarakat melalui nomor 08119511665.

Masalah pungli di Pelabuhan Tanjung Priok mencuat saat Presiden Joko Widodo menerima keluhan para sopir truk kontainer pada Kamis pekan lalu. Saat itu Kepala Negara tengah mengadakan kunjungan ke kawasan bisnis tersebut dan berdialog dengan para sopir truk.

Baca juga: Pelindo II Akan Beri Insentif ke Sopir Truk jika Layanan Bongkar Muat Peti Kemas Tak Tepat Waktu

Usai mendengar keluhan itu, Jokowi langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Di hadapan para pengemudi truk kontainer, Jokowi meminta Kapolri menindak kriminalitas yang ada di kawasan Terminal Pelabuhan Tanjung Priok. Sehari setelahnya, polisi langsung mengumumkan penangkapan puluhan pelaku pungli di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

Puluhan orang yang ditangkap itu merupakan karyawan PT hingga preman yang biasa menjalankan aksi pungli di kawasan industri tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com