PT MRT Jakarta memperingati hari lahirnya yang ke-13. 17 Juni 2008, PT MRT Jakarta disahkan sebagai Badan Usaha Milik DKI Jakarta dengan tiga mandat utama yaitu membangun infrastruktur MRT, mengoperasikan kereta MRT, dan melakukan pengembangan bisnis di kawasan stasiun dan sekitarnya. Ketiga mandat ini biasa disingkat BOK yaitu Bangun, Operasikan, dan Kembangkan.
Perjalanan 13 tahun MRT Jakarta kemudian menjadi perwujudan sebuah perjalanan sejarah lahirnya transportasi publik modern perkotaan yang ditandai dengan hadirnya infrastruktur angkutan massal bawah tanah dan jalur layang yang telah beroperasi sejak dua tahun yang lalu, dan dilengkapi dengan layanan operasional yang berkualitas: aman, nyaman, andal dan memberi kemudahan akses bagi semua.
Para penggagas dan pendiri MRT Jakarta mungkin tidak pernah membayangkan MRT akan jadi seperti sekarang ini. Proses persiapan hingga konstruksi MRT Fase 1 yang dilakukan dengan susah payah dan penuh perjuangan akhirnya terwujud menjadi layanan berstandar global, sebagaimana yang kita bisa lihat bersama saat ini.
Lebih dari itu, kehadiran MRT berhasil mengubah budaya mobilitas orang menjadi disiplin, saling menghargai, dan ramah lingkungan. Kawasan sekitar stasiun MRT ikut berubah menjadi lebih baik dan tertata.
Baca juga: Kilas Balik Peresmian MRT Jakarta yang Disambut Sorak-sorai Warga...
Sebagai generasi penerus, kita patut berbangga dengan apa yang telah diletakkan oleh para pendahulu, diupayakan, dan akhirnya menjadi MRT yang melayani warga saat ini.
Kinerja yang baik harus terus dipertahankan. Kolaborasi dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan harus terus dioptimalkan agar Jakarta dapat terus berkembang menjadi kota modern yang ramah untuk semua. Hanya kota dengan sistem transportasi publik bagus yang dapat menjadi kota yang modern dan ramah untuk semua.
Memasuki usianya yang ke-13, dan di tengah situasi Pandemi Covid19 yang masih mendera bangsa, MRT Jakarta melakukan transformasi.
Transformasi adalah keniscayaan dan merupakan respons MRT Jakarta untuk bertahan, bangkit, dan terus bertumbuh secara berkelanjutan. Transformasi dilakukan dengan melakukan berbagai inovasi secara berkolaborasi.
MRT Jakarta mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, baik dari aspek regulasi, pendampingan teknis, hingga koordinasi dengan semua pihak untuk terus bergerak maju mewujudkan transformasi tersebut.
Baca juga: Perjalanan Panjang MRT Jakarta, Dicetuskan Habibie dan Dieksekusi Jokowi-Ahok
Gerakan Transformasi MRT Jakarta dicanangkan dengan sebutan: Triple Axis Transformation (3X Transformation) atau Transformasi Tiga Poros.
Poros Pertama ialah memperkuat peran yang telah dimainkan oleh MRT Jakarta selama ini, sebagai “Network Provider”, atau “Penyedia Jaringan” dalam bentuk Bangun, Operasikan dan Kembangkan (BOK).
MRT Jakarta terus mengembangkan jaringannya dari Fase 1 Utara-Selatan sepanjang 16 km, menuju ke Fase 2, Fase 3 dan fase-fase selanjutnya, hingga diharapkan menjadi 235 km pada tahun 2035.
Poros Kedua ialah MRT Jakarta berkembang menjadi “Urban Platformer” atau “Beranda Digital Perkotaan”. Revolusi Industri 4.0 yang diakselerasi dengan Pandemi Covid19 telah mengubah secara mendadak pola interaksi dan mobilitas manusia menjadi lebih banyak mengandalkan interaksi digital.
MRT Jakarta pun melakukan transformasi digital yang bertujuan memanfaatkan teknologi digital dalam melakukan pengelolaan korporasi maupun dalam peningkatan pelayanan kepada publik.
Baca juga: Kisah Pemilihan Desain Lokomotif MRT, Hampir Berbentuk Jangkrik Tidur
MRT Jakarta mendorong pengembangan ekosistem digital pada jalur-jalur layanan MRT Jakarta lewat kolaborasi dengan berbagai komunitas digital. Hal ini dilakukan pada seluruh dimensi gaya hidup perkotaan.