JAKARTA, KOMPAS.com - Sebentar lagi, yakni pada 22 Juni 2021, DKI Jakarta akan merayakan hari jadinya yang ke-494.
Selidik punya selidik, penetapan hari ulang tahun (HUT) DKI di tanggal 22 Juni merupakan keputusan politik yang diambil oleh Wali Kota kelima DKI Jakarta, Sudiro.
Ia menjabat di era kepemimpinan Presiden Soekarno, tepatnya pada 1953-1960.
Sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) Bondan Kanumoyoso mengungkap, berdasarkan catatan, ada dua pakar yang mengusulkan tanggal ulang tahun Jakarta.
Baca juga: Rekor Baru Covid-19 di Jakarta dan Pesan Anies Agar Tidak Menyesal
Mereka adalah Prof. Hoesein Djajadiningrat, yang mengusulkan tanggal 17 Desember, dan Prof. Soekanto, yang mengusulkan tanggal 22 Juni, menjadi hari jadi Ibu Kota.
Pilihan akhirnya jatuh pada 22 Juni, seperti dilansir +Jakarta melalui akun Instagram @plusjakarta, Jumat (18/6/2021).
Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa 22 Juni 1957 merupakan tanggal istimewa karena waktu itu pasukan Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari daratan Sunda Kelapa (Jakarta dulu).
Di saat yang bersamaan dirayakan pula hari besar kegamaan umat Islam, yakni Maulid Nabi Muhammad.
Hanya saja, menurut Bondan, penetapan tanggal oleh Prof. Soekanto merupakan interpretasi atau perkiraan karena tidak ditemukan dokumen yang memuat hal tersebut secara pasti.
Baca juga: Rekor Baru Covid-19 Dua Hari Berturut-turut dan Warga Jakarta yang Tak Pernah Belajar