Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Meledak, Jakarta Krisis Tenaga Kesehatan

Kompas.com - 25/06/2021, 09:34 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penambahan kasus Covid-19 yang luar biasa banyak setiap harinya membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kewalahan dalam mencukupi kebutuhan fasilitas dan tenaga kesehatan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, per 17 Juni 2021, pemprov sudah menambah jumlah rumah sakit rujukan dari 106 menjadi 140.

Namun, itu saja tidak cukup. Peningkatan fasilitas kesehatan perlu ditunjang dengan kehadiran tenaga kesehatan. Hanya saja, menambah jumlah tenaga kesehatan secara cepat bukanlah hal yang mudah.

"Menambah tenda atau tempat tidur memang mudah, tapi menambah tenaga kesehatan tak mudah dan tak bisa secepat penambahan kasus Covid-19 ini," ujar Anies, Kamis (24/6/2021).

Baca juga: Rekor Baru Covid-19 di Jakarta Capai 7.505, Semua Rumah Sakit Diminta Bangun Tenda Darurat

Saat ini, Pemprov DKI sedang gencar membuka pendaftaran untuk tenaga kesehatan, seperti bidan, perawat, hingga dokter spesialis paru, untuk pengendalian Covid-19 di Ibu Kota.

Informasi ini disampaikan melalui akun Instagram Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, @dinkesdki, Kamis kemarin.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dinas Kesehatan DKI Jakarta (@dinkesdki)

Jakarta kembali memecahkan rekor penambahan kasus harian Covid-19 pada Kamis, dengan 7.505 kasus baru. Saat ini, lebih dari 40.000 pasien berstatus positif Covid-19 dan butuh perawatan.

Baca juga: Jakarta Tidak Sedang Baik-baik Saja, Rekor 7.505 Kasus Baru hingga RS di Ambang Kolaps

Pasien telantar

Dengan keterbatasan jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada, banyak pasien akhirnya telantar.

Seorang dokter yang bertugas di IGD RS Universitas Indonesia, Rizal (bukan nama sebenarnya), mengatakan telah terjadi lonjakan pasien yang sangat luar biasa dalam dua minggu terakhir.

Akibatnya, banyak pasien harus antre untuk bisa dirawat di rumah sakit. Jumlahnya puluhan.

"Sekarang ada 24 pasien stagnan enggak bisa naik rawat inap, ICU, atau HCU karena full. Jadi, mau enggak mau, ya, di IGD. Kemarin sempat sampai 30 pasien, ada beberapa yang harus nunggu sambil duduk di IGD karena bed IGD terisi semua," ujar dia.

Selain tidak kebagian tempat tidur, ada pula pasien yang tak kebagian sentral oksigen karena semuanya sudah habis terpakai. Akhirnya mereka memakai tabung oksigen.

Baca juga: Saat Covid-19 Jadi Momok di Rumah Sendiri, Masihkah Kita Lengah dan Pongah?

Krisis tenaga kesehatan

Membeludaknya pasien di RS Universitas Indonesia pada akhirnya menimbulkan efek ganda, yakni kekurangan tenaga kesehatan.

Padahal, jumlah tenaga kesehatan sebelumnya sudah ditambah.

"Dokter sekarang ditambah per shift tiga orang, tapi masih belum ideal. Perawat yang masuk cuma tiga orang, tapi harus pegang sampai 30 pasien. Itu sangat enggak ideal," kata Rizal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com