Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2021, 11:52 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mendorong pemerintah memastikan kebijakan penebalan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro berjalan sebagaimana aturan yang telah ditetapkan.

Pandu menilai, PPKM Mikro bisa efektif menekan penyebaran Covid-19 asal praktiknya benar-benar berjalan di lapangan. Namun, kata Pandu kenyataannya saat ini PPKM Mikro hanya sekadar aturan di atas kertas.

"Memang PPKM Mikro berjalan? Memang kalau sudah dibuat kebijakan otomatis berjalan? Jangan percaya dengan pernyataan Menteri Airlangga. Semua kan bisa ngomong. Tapi apakah dimonitor?" kata Pandu kepada Kompas.com, Senin (28/6/2021).

Baca juga: PPKM Mikro Disebut Kurang Efektif Tekan Kasus Covid-19 di Jakarta

Pandu mencontohkan kebijakan work from home 75 persen dalam aturan penebalan PPKM Mikro. Ia menilai aturan itu akan sangat efektif, khususnya bagi wilayah dengan banyak perkantoran seperti DKI Jakarta.

Namun ia menilai, tak ada pengawasan yang dilakukan sehingga banyak terjadi pelanggaran di lapangan.

"Jadi jangan salahkan PPKM mikro. Salahkan dia tak melakukan apa-apa. Cuma ngomong saja di depan press conference. Ini cuma omdo, omong doang, gitu kan," katanya.

Baca juga: Rekor Kasus Baru Covid-19, Anggota DPR: Bukti PPKM Mikro Gagal

Pandu menambahkan, lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini memang disebabkan oleh varian baru yang menular lebih cepat. Namun, penyebab utama tetap ada pada aktivitas manusia.

"Lonjakan tinggi karena aktivitas manusianya sangat tinggi. Ditambah virusnya juga sudah menular. Tapi kan penyebab utama bukan virusnya. Kalau manusia diam saja, virusnya juga diam saja. Selama manusia beraktivitas akan terjadi peningkatan resiko," kata dia.

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih terus mengalami lonjakan. Bahkan dua kali berturut-turut terjadi penambahan kasus harian tertinggi.

Baca juga: UPDATE 27 Juni: Tambah 9.394 Kasus Covid-19, Jakarta Catat Angka Tertinggi Sejak Pandemi

Pada Sabtu (26/6/2021), ada penambahan sebanyak 9.271 kasus, yang merupakan kasus harian tertinggi selama pandemi. Kemudian pada Minggu kemarin, kasus harian kembali naik ke angka 9.394 kasus.

Total kasus aktif di Jakarta sudah tembus di atas 50.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Megapolitan
Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com