Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas KIPI: Kematian Warga Tangerang Tidak Berkaitan dengan Vaksinasi Covid-19

Kompas.com - 29/06/2021, 19:58 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kematian Joko Susanto (32), warga Pinang, Kota Tangerang, yang meninggal setelah disuntik vaksin Covid-19, dipastikan tidak ada kaitannya dengan vaksinasi Covid-19 yang telah dijalani korban.

Hal itu diketahui berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi Nasional Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI).

Hasil penyelidikan dirilis dan ditandatangani oleh Ketua Komisi Daerah (Komda) KIPI Banten Edison P Saragih dan Sekretaris Komda PP KIPI Banten Arif Budiman.

"Telaah kematian Tuan JS (Joko Susanto): Tidak ada kaitan dengan pemberian Vaksinasi Covid-19," demikian isi rilis resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Fakta Warga Tangerang Diduga Meninggal Usai Divaksin: Disuntik Saat Tensi Tinggi, Dinkes Lakukan Investigasi

Dalam rilis ditulis bahwa penyelidikan atas kematian Joko dilakukan oleh Komnas PP KIPI bersama dengan Komda PP KIPI Banten dan Kelompok Kerja (Pokja) KIPI Kota Tangerang.

Komnas PP KIPI melaporkan sejumlah kesimpulan atas investigasi yang mereka lakukan melalui rilis itu.

"Demam dan batuk pada pasien tidak berkaitan dengan vaksinasi Covid-19. Gejala demam dan batuk yang timbul setelah vaksinasi dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan/atau virus pada saluran pernafasan," papar Komnas PP KIPI dalam rilis itu.

"Serta dapat mengalami perburukan dikarenakan adanya komorbiditas hipertensi. Upaya penapisan infeksi Covid-19 telah dilakukan dengan hasil rapid antigen negatif," sambung rilis tersebut.

Baca juga: Cerita Istri Datangi 5 RS Bawa Suaminya yang Tak Sadarkan Diri Setelah Positif Covid-19

Kesimpulan kedua, yaitu data pemeriksaan medis Joko dianggap belum lengkap dan komprehensif untuk dapat mengarahkan diagnosis akhir terkait suatu penyakit tertentu.

Kesimpulan lain menurut Komnas PP KIPI, yakni penyebab kematian yang terjadi delapan hari setelah divaksinasi tidak dapat disimpulkan.

Pasalnya, Joko sudah meninggal saat dibawa ke RS dan tidak dilakukan otopsi setelahnya.

Kesimpulan terakhir Komnas PP KIPI, kematian korban merupakan suatu koinsiden atau kejadian kebetulan yang terjadi setelah vaksinasi dan tidak terkait dengan produk vaksin.

Baca juga: Covid-19 Mengepung Depok hingga Jadi Zona Merah, Seberapa Parah Penularannya?

Kematian korban juga dianggap bukan karena adanya kesalahan prosedur vaksinasi atau kecemasan karena vaksinasi Covid-19.

Komnas PP KIPI juga menyatakan bahwa kematian Joko hingga saat ini belum dapat diklasifikasikan.

"Berdasarkan hasil kajian secara hybrid pada tanggal 25 Juni 2021 dengan Komnas PP KIPI, KIPI yang terjadi adalah suatu koinsiden serta belum dapat diklasifikasikan," demikian isi rilis tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com