JAKARTA, KOMPAS.com - Polri memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara setiap setiap 1 Juli. Pada Kamis (1/7/2021), Polri memperingati HUT ke-75 Bhayangkara.
Peringatan Hari Bhayangkara yang merupakan hari Kepolisian Nasional itu untuk mengapresiasi kinerja anggota Polri yang menjadi unsur keamanan dalam negeri.
Salah satu anggota Polri yang kiranya bisa mendapat apresiasi adalah Kompol Malvino Edward Yusticia Sitohang. Dia saat ini menempuh pendidikan Sespimmen Polri di Lembang, Bandung.
Baca juga: Sejarah Hari Bhayangkara dan Terbentuknya Polri
Malvino mempelajari aksi terorisme dan telah mengungkap sejumlah aksi kejahatan serta peredaran narkotika di Indonesia. Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 9 Agustus 1985 itu bertugas di wilayah hukum Polda Metro Jaya sebelum mengenyam pendidikan saat ini.
Selepas menempuh pendidikan tentang evolusi terorisme di Selandia Baru pada 2016, Malvino dipercayakan menjabat Panit Reskrim Polda Metro Jaya. Satu kasus menjadi sorotan publik yang berhasil ditangani Malvino yakni perampokan dan pembunuhan satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur, tahun 2016.
Korban meninggal atas nama Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga Dodi.
Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), Fitriani, dan Windy.
Lulusan Akademi Kepolisian 2006 itu terlibat dalam upaya penangkapan para pelaku di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Dua pelaku yang ditangkap ketika itu.
Satu tahun berselang, Malvino menjadi salah satu perwira di Polres Depok yang turut membantu membongkar peredaran sabu-sabu jaringan Taiwan. Sebanyak satu ton sabu-sabu disita dalam penangkapan yang dilakukan di Anyer, Banten, pada Juli 2017.
"Alhamdulilah saya masih diberikan kemudahan sama Allah SWT untuk menyelamatkan generasi dari bahaya narkoba," kata Malvino, Kamis kemarin.
Ada kebanggaan yang dirasakan Malvino saat berhasil membongakr kasus kejahatan. Namun ada pula rasa haru karena harus meninggalkan keluarga selama pengintaian.
Setelah pengungkapan kasus peredaran narkoba satu ton itu, Malvino juga terlibat dalam pengungkapan sabu-sabu dengan jumlah fantastis lainnya.
Berikut kasus yang berhasil diungkapnya :
Malvino pernah menempuh pendidikan Master of Strategic Studies di Victoria Universitas of Willington, Selandia Baru.
Kompas.com berbincang dengan Malvino mengenai aksi terorisme saat berada di Selandia Baru pada tahun 2016. Malvino, yang saat itu masih berpangkat ajun komisaris polisi menuturkan, kebutuhan teroris akan internet di Indonesia telah mengalami evolusi. Teroris di Tanah Air telah mengalami empat tahap evolusi penggunaan internet.