BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus berupaya menambah pusat isolasi untuk merawat pasien Covid-19.
Berdasarkan data rekap Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bogor, jumlah kasus Covid-19 sampai dengan Jumat (2/7/2021) mencapai 21.406.
Rinciannya, sebanyak 4.429 kasus aktif, 16.690 telah dinyatakan sembuh, dan 287 orang meninggal dunia karena Covid-19.
Baca juga: PPKM Darurat 3-20 Juli, Mal dan Tempat Ibadah di Kota Bogor Ditutup Sementara
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan, banyaknya penambahan pasien Covid-19 di wilayahnya menyebabkan tingkat keterisian kamar atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit hampir penuh.
Saat ini, Kota Bogor baru memiliki satu tempat pusat isolasi di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Sebab itu, kata Bima, Pemkot Bogor akan mempercepat proses penambahan pusat isolasi.
Dalam waktu dekat, sambung Bima, Pemkot Bogor akan menambah dua pusat isolasi lain, yaitu dengan memanfaatkan asrama milik Institut Pertanian Bogor (IPB) University dan BNN Lido.
“Tingkat keterisian RS sudah hampir penuh. Sudah semakin sulit pasien untuk mendapatkan tempat tidur kosong. Karena itu kita percepat menambah kapasitas tempat tidur, pusat isolasi. Asrama IPB akan diaktivasi, Lido akan diaktivasi juga,” ungkap Bima, Sabtu (3/7/2021).
Bima mengungkapkan, selain menambah pusat isolasi, Pemkot Bogor juga sedang melakukan proses rekrutmen bagi tenaga kesehatan (nakes).
Baca juga: Peneliti Sebut Wilayah Utara Kabupaten Bogor Jadi Laju Penyebaran Covid-19
Ia menyadari, penambahan fasilitas isolasi juga harus dibarengi dengan kesiapan tenaga kesehatan.
Sebab, dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah nakes di Kota Bogor mengalami kelelahan dan terpapar Covid-19.
“Tambahan nakes juga dipercepat. Jadi kita sekarang sedang melakukan rekrutmen," sebut Bima.
"Termasuk melibatkan teman-teman pemuda di wilayah untuk membantu memantau proses isolasi mandiri. Karena nakes sudah tidak mungkin mengawasi itu semua. Ini perlu bantuan semua pihak. Kita libatkan untuk menjadi relawan surveilans di wilayah,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.