Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Akibat Covid-19 di Jakarta Tinggi, Anies: Ini Bukan Prestasi, tapi Tanda Bahaya

Kompas.com - 04/07/2021, 16:42 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, tingginya angka kematian akibat Covid-19 yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta bukanlah sebuah prestasi.

Anies menegaskan hal tersebut usai pada Sabtu (3/7/2021) kemarin, tercatat penambahan 392 orang yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19.

"Ini jenazah tambah liang kubur itu berbeda dengan menambah rumah. Menambah rumah, menambah kilometer jalan itu adalah sebuah prestasi, tapi menambah liang kubur, menambah jumlah orang yang dimakamkan ini adalah sebuah tanda bahaya bagi semuanya," kata Anies dalam rekaman suara, Minggu (4/7/2021).

Peringatan ini, sebut ini, menjadi alarm bagi semua orang di Jakarta. Sebab, kematian akibat Covid-19 tidak memandang usia maupun status sosial.

Ia pun memberikan gambaran bagaimana tingginya angka kematian tersebut. Pada 1 Juni, angka pemakaman dengan protokol Covid-19 di Jakarta hanya 16 kasus saja. Kondisi kematian di bawah 20 orang bertahan hingga pekan pertama Juni 2021.

Namun, pada sepekan terakhir, kondisi tersebut telah berbanding terbalik.

Baca juga: Dinkes DKI: Estimasi Covid-19 di Jakarta 4 Kali Lebih Banyak Dibanding Kasus Terkonfirmasi

"Satu minggu terakhir di atas 250, 304, 301, 362, (puncak pada Sabtu 4 Juni 2021) 392," kata Anies.

Ia pun mengingatkan bahwa tingginya kematian tersebut bukan hanya sekedar angka, melainkan orang-orang terdekat dengan masyarakat yang masih hidup dua pekan sebelumnya.

"Ini adalah ayah kita, ibu kita, kakak kita. Karena itu di rumah lah demi keselamatan," kata Anies.

Ia mengungkapkan, Pemprov DKI sudah tidak ingin mengubur jenazah pasien Covid-19 lebih banyak.  Terlebih, setelah melihat kondisi rumah sakit yang saat ini hampir kolaps.

Oleh karena itu, Anies meminta masyarakat untuk bisa menahan diri untuk tidak keluar rumah hingga kondisi kembali normal.

"Yang sekarang tidak terpapar jgn sampai terpapar, caranya sederhana jauhi kerumunan jauhi berpergian, tinggal di rumah sampai kondisi aman terkendali itu saja," kata dia.

Baca juga: RS di Jakarta Kolaps, Anies: Banyak Warga Tidak Dapat Tempat Perawatan Covid-19

Sebagai informasi, angka kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta per 3 Juli 2021 mencapai 570.110 kasus.

Dari jumlah kasus tersebut, 479.150 dinyatakan sembuh, 82.383 aktif dalam perawatan atau isolasi, dan 8.577 orang meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com