Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2021, 18:44 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengingatkan perusahaan non-esensial dan non-kritikal di Kota Tangerang agar tidak ada aktivitas di kantor.

Seluruh pegawai wajib bekerja dari rumah alias work from home (WFH).

Peringatan itu dia sampaikan berdasarkan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang diterapkan di Kota Tangerang mulai 3-20 Juli 2021.

Aturan itu mewajibkan, pelaksanaan kegiatan sektor non-esensial 100 persen dilakukan di rumah (WFH), kegiatan sektor esensial 50 persen dilakukan di kantor (WFO), sektor pemerintah 25 persen di kantor, dan sektor kritikal 100 persen di kantor.

Baca juga: Pemuda yang Mengaku Keluarga Jenderal dan Lawan Petugas di Ciputat Jadi Tersangka

Arief mengatakan, pihaknya bakal terus mengawasi perkantoran atau pabrik di Kota Tangerang.

Pengawasan itu dilakukan oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangerang sejak diterapkannya PPKM darurat, 3 Juli 2021.

"Kami sudah bagi-bagi tugas. Temen-temen Disnaker sudah sidak (inspeksi mendadak) ke pabrik-pabrik, ke kantor-kantor," ungkap dia melalui sambungan telepon, Rabu (7/7/2021).

Dalam kesempatan itu, Arief belum membeberkan temuan pelanggaran.

"Kemarin ada beberapa ya, nanti saya kirimin datanya," ucap dia.

Arief mengingatkan, kondisi fasilitas kesehatan di Kota Tangerang sudah dipenuhi oleh pasien Covid-19.

Baca juga: Punya Komorbid Diabetes, Warga Meninggal Saat Isolasi Mandiri di Depok

Tak hanya itu, angka kematian pasien Covid-19 juga tinggi di Kota Tangerang.

Menurut Arief, PPKM darurat diterapkan untuk menyelamatkan nyawa masyarakat. Terlebih, jumlah warga yang terpapar dari tes antigen acak yang Pemkot Tangerang lakukan hari ini sangat tinggi.

"Jadi, kami berharap demi menyelamatkan nyawa manusia, sebaiknya mereka melakukan WFH," tegas dia.

"Karena kondisinya memang kritis, belum ada tanda-tanda penurunan bahwa angkanya secara nasional naik terus," sambung Arief.

Baca juga: Bentrok Ojol dan Mata Elang di Sawah Besar Bukan karena Penarikan Paksa Motor

Dia sebelumnya menyatakan, lebih dari 20 persen warga yang mengikuti tes antigen acak di Kota Tangerang reaktif Covid-19.

Dia merincikan, dari 2.537 orang yang dites antigen acak pada Rabu (7/7/2021), sebanyak 629 orang yang reaktif Covid-19.

Mayoritas mereka berstatus orang tanpa gejala (OTG).

Adapun 2.000-an orang yang dites itu merupakan warga dari 13 kecamatan di Kota Tangerang.

"Di masyarakat ini ternyata kami testing, 20 persen lebih positif. Hari ini, kami sporadis, dari 2.537 (orang), yang positif 629," papar Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com