Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengidap Down Syndrome Diduga Positif Covid-19 Telantar 2 Pekan, Meninggal Saat Isolasi Mandiri

Kompas.com - 09/07/2021, 13:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

DEPOK, KOMPAS.com - Kisah pilu soal mereka yang meninggal dunia saat isolasi mandiri akan terus bermunculan selama fasilitas kesehatan kolaps seperti saat ini.

Di Pancoran Mas, Depok, seorang pengidap down syndrome, AA (32), hari ini ditemukan meninggal dunia ketika menjalani isolasi mandiri.

AA meninggal tanpa sempat dilakukan tes PCR. Ia diduga positif Covid-19 karena berkontak erat dengan Edwin, kakaknya, yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19 pada 21 Juni 2021 lalu usai menjalani tes di sebuah klinik.

Baca juga: Punya Komorbid Diabetes, Warga Meninggal Saat Isolasi Mandiri di Depok

"Karena positif, kita kasih info ke orangtua, dan kita jaga jarak. Saya beda rumah sama orangtua cuma satu pintu, jadi berisiko. Kita putuskan dikunci rapat, jadi dia tidak bisa akses ke rumah saya," ujar Edwin pada Jumat (9/7/2021).

"Ibu kami kondisinya tidak berjalan normal, jadi di kursi roda. Adik kami (korban, AA) down syndrome, keterbelakangan mental, jadi tidak bisa kita bawa semau kita," tambahnya.

Setelah pintu itu dikunci rapat, praktis bukan hanya Edwin dan keluarga yang isolasi mandiri, namun ibu dan AA juga terisolasi dengan sendirinya karena keterbatasan fisik.

Telantar 2 pekan

Sejak 21 Juni 2021 itu, Edwin yang tinggal bersama istri dan anak otomatis tak lagi banyak berhubungan dengan ibu dan AA. Namun, sebelumnya, mereka saling berkontak erat.

Oleh sebab itu, Edwin mengaku telah menghubungi beberapa pihak untuk memastikan bila ibu dan AA positif Covid-19.

"Kita hubungi beberapa orang, termasuk ke satgas Covid-19, Camat Pancoran Mas, lalu kita minta dilakukan PCR atau swab untuk orangtua dan adik, juga anak kami," kata dia.

Baca juga: Rumah Sakit Penuh, 80 Persen Pasien Covid-19 di Bekasi Jalani Isolasi Mandiri

Namun, karena sukarnya mobilitas ibu dan korban, Edwin terpaksa hanya membawa anaknya ke kantor Kecamatan Pancoran Mas untum menjalani tes swab PCR.

"Setelah anak saya di-swab, saya ngomong sama petugasnya, 'Bu kondisi orangtua saya begini, adik saya begini', kira-kira gimana, ya, Bu, untuk swab-nya didatangi ke rumah?'" ungkap Edwin.

Tiada kepastian, Edwin coba menghubungi klinik tempatnya menjalani tes PCR, meskipun biaya untuk tes mandiri cukup berat baginya. Ia berharap, staf klinik itu dapat datang untuk melakukan swab di rumah.

Klinik itu tidak menyanggupi. Alasannya, mereka sedang kekurangan tenaga medis. Mau tak mau, Edwin menanti tindakan puskesmas.

"Ternyata setelah anak saya di-swab, satu minggu kemudian baru keluar hasilnya, dan itu kita tanya, tiap hari, kok tidak ada obat yang kita terima, vitamin juga tidak ada," kata dia.

"Ya sudah lah. Akhirnya kita panggil lagi untuk (swab) adik dan ibu kami, tapi tidak ada jawaban, sudah tidak ada jawaban sama sekali."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com