Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Nakes Terengah-engah Hadapi Pandemi, Beban Terlalu Berat hingga Akhirnya Undur Diri...

Kompas.com - 16/07/2021, 09:01 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ledakan kasus Covid-19 di Indonesia membuat kondisi para tenaga kesehatan makin sulit. Tak sedikit yang akhirnya memilih menyerah.

Kondisi ini diungkapkan Ketua Dokter Indonesia Bersatu, dr. Eva Sri Diana Chaniago saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/7/2021) kemarin.

Dokter spesialis paru yang bekerja di salah satu rumah sakit umum daerah di Jakarta itu menyaksikan langsung bagaimana rekan-rekannya memilih resign dari pekerjaan.

Beban kerja

Salah satu faktor utama banyaknya nakes yang menyerah adalah karena jam kerja yang makin berat. Lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang terus bertambah di atas 10.000 per hari membuat pasien terus berdatangan tanpa henti ke rumah sakit.

Baca juga: Sejumlah Nakes Undur Diri dari Pekerjaan karena Beban Kerja Berat dan Insentif Tertahan

"Banyak pasien yang sudah datang dalam kondisi buruk karena mereka sudah lebih dulu menjalani isolasi mandiri di rumah," kata Eva.

Di sisi lain, jumlah tenaga kesehatan sangat terbatas. Akhirnya para tenaga kesehatan harus bekerja lembur setiap harinya agar pasien dapat tertangani.

"Saya sendiri misalnya bisa bekerja sampai pukul 02.00 WIB dini hari. Karena saya bekerja di dua rumah sakit di RSUD dan di RS Swasta," katanya.

Beban kerja yang berat itu membuat para nakes kerap kelelahan dan akhirnya tertular Covid-19 dari pasien. Meski sudah divaksin, namun virus Sars-Cov-2 tetap mudah menular karena kondisi nakes yang tidak prima.

Sulit dapat perawatan

Sebagai garda terdepan dalam menghadapi pandemi, tenaga kesehatan memang menjadi kelompok yang paling beresiko tertular Covid-19. Meski demikian, tak ada privilege atau perlakuan khusus yang didapat nakes atau pun keluarganya jika sudah tertular dan jatuh sakit.

Baca juga: IDI Jakarta: Kemungkinan Kematian Nakes Tinggi karena Tak Dapat Rumah Sakit

Sama dengan masyarakat umum lain, para tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 juga mengalami kesulitan untuk mendapat perawatan di rumah sakit di tengah lonjakan kasus saat ini.

Dokter Eva mengungkapkan, banyak nakes yang kini terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah karena RS sudah dipenuhi pasien.

"Bagi para nakes untuk masuk ruang rawat juga susah kecuali memang sudah gejalanya berat," kata Eva.

Jika ada ruangan yang tersedia di RS, kapasitasnya sangat terbatas. Tenaga kesehatan tak bisa turut mengajak keluarganya yang juga tertular Covid-19. Padahal, banyak juga nakes yang telah menularkan virus corona kepada keluarganya di rumah.

"Akhirnya banyak yang lebih memilih isolasi di rumah bersama keluarganya. Supaya dia tetap bisa menjaga anaknya juga. Kalau nakesnya dirawat di rumah sakit dan keluarganya di rumah kan jadi terpisah," kata Eva.

Baca juga: Tak Dapat Perlakuan Khusus, Nakes dan Keluarganya Sulit Dapat Perawatan jika Tertular Covid-19

Insentif terlambat

Di tengah beban kerja yang berat dan ancaman terpapar virus corona, para tenaga kesehatan juga masih harus memusingkan kondisi perekonomian mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya 'Reschedule' Jadwal Keberangkatan

Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya "Reschedule" Jadwal Keberangkatan

Megapolitan
Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Megapolitan
Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com