Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Tahun Ada 10.000 Dokter Baru Lulus, Serapan Pemerintah Dinilai Rendah di Masa Pandemi Ini

Kompas.com - 16/07/2021, 13:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Serapan tenaga dokter oleh pemerintah di masa pandemi Covid-19 dianggap masih rendah dibandingkan dengan ketersediaan tenaga yang ada.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Ari Fahrial Syam mengatakan, setiap tahun fakultas kedokteran se-Indonesia mampu meluluskan 10.000 dokter baru.

"Sudah otomatis ada 10 ribuan dokter setiap tahun (yang bisa) direkrut oleh pemerintah. Sekarang, masalahnya pemerintah sanggupnya mau rekrut berapa orang?" kata Ari ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (14/7/2021).

Baca juga: Ironi Rencana Pemerintah Rekrut Dokter Baru, padahal Insentif Telat Berbulan-bulan

"Pemerintah mau menyerapnya berapa, tinggal itu saja. Kalau cuma 2.000-3.000 sih sedikit itu. Angkat saja 10.000 semuanya," lanjut dia.

Pemerintah disinyalir tak mampu secara finansial jika merekrut dokter dan tenaga kesehatan lain dalam jumlah yang lebih besar.

Dengan jumlah yang ada saat ini, insentif yang dijanjikan pemerintah baru cair dalam sembilan bulan, dan sebagian relawan masih belum dibayar.

Padahal, jumlah dokter sangat krusial dalam kondisi kedaruratan pandemi Covid-19 saat ini, di mana jumlah tempat tidur perawatan harus terus diperbanyak.

Tak mungkin membuka ratusan hingga ribuan ruang perawatan baru untuk pasien Covid-19 sedangkan jumlah dokter tidak ditambah.

Pemerintah baru-baru ini mencanangkan hanya akan merekrut 2.000 dokter baru lulus. Kebijakan itu, menurut Ari, sudah terlambat dan masih kelewat sedikit dibandingkan ketersediaan dan kebutuhan.

"Ini kita bicara dokter baru. Begitupun spesialis, sama juga. Pemerintahan dananya terbatas untuk menyerap spesialis itu," kata Ari.

"Kembali lagi, tergantung pemerintah mau serap berapa. Harusnya ya, diserap semua karena itu kan dokter internship. Tergantung kesiapan pemerintah mau cepat atau enggak. Kalau mau cepat, harus ada dananya. Kalau enggak ada duitnya, ya, orang mau makan apa, sudah risiko nyawa kan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com