DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono merasa tak sependapat dengan warganet yang menganggapnya tidak serius bekerja karena berencana merilis ulang lagu ciptaannya sendiri, "Oh, Arofah" pada pekan ini.
Lagu yang bercerita tentang kerinduan terhadap Tanah Suci, yang diciptakan Imam pada 2017 itu, akhirnya batal dirilis ulang lantaran banyaknya kritik yang datang kepadanya soal rencana itu. Padahal, lagu tersebut sudah diproduksi dengan cukup bagus.
"Teman-teman netizen salah mengartikan, sisi kreativitas diartikan negatif, padahal seharusnya tidak begitu," kata Imam kepada Kompas.com pada Sabtu (17/7/2021).
Baca juga: Hendak Rilis Lagu Oh, Arofah Saat Pandemi, Wakil Wali Kota Depok Mengaku Punya Alasan Khusus
"Sejak 2015 saya dianugerahi Allah bisa buat lagu. Sudah lebih dari 20 lagu saya buat, jadi bukan hal yang baru. Beberapa sudah ada di YouTube, beberapa belum," lanjutnya.
Ia lantas memberi contoh beberapa lagunya yang sudah diunggah ke YouTube selama beberapa tahun belakangan.
Ada lagu berjudul "Bangkitlah Pemuda Indonesia", "Ayo ke Depok", hingga "Oh Arofah" versi produksi yang sederhana.
Imam merupakan politikus PKS yang cukup kawakan. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD Kota Depok dalam 2 periode, yakni 1999-2004 dan 2004-2009.
Kariernya kemudian melebar ke tingkat provinsi ketika Imam terpilih sebagai legislator di DPRD Jawa Barat pada 2009-2014.
Baca juga: Dikritik Netizen, Wakil Wali Kota Depok Batal Rilis Lagu Berjudul Oh, Arofah
Tahun 2018, ia kembali masuk DPRD Jawa Barat dengan status pergantian antarwaktu, sebelum menjabat secara tetap mulai 2019 lalu, lalu terpilih sebagai Wakil Wali Kota Depok pada Pilkada 2020.
Menurutnya, tak ada yang salah jika seorang pejabat punya hobi berkesenian dan tetap melakukannya kendati berstatus sebagai pejabat publik.
Meski demikian, ia menerima kritik warga tersebut sebagai sesuatu yang lumrah dihadapi oleh pejabat publik seperti dirinya.
"Kalau sisi kerja, setiap hari di Instagram saya juga infokan apa-apa saja yang saya lakukan, tapi mungkin banyak yang belum melihat," kata Imam.
"Ada yang bilang, kok kerja terus, mana sisi humanisnya? Begitu sisi humanis diinfokan, (ditanggapi) sekarang waktunya kerja. Ya, begitu deh. Biasa pro-kontra terjadi di para pejabat. Sebuah konsekuensi," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.