Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembacokan dan Penembakan di Duren Sawit, Gara-gara Pelaku Ditolak Kenalan Wanita

Kompas.com - 19/07/2021, 12:47 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyebutkan pembacokan dan penembakan yang dialami dua pria di Jalan Taman Malaka Selatan, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, terjadi karena salah paham.

Plt Kanit Reskrim Polsek Duren Sawit Ipda Tatan mengatakan, kejadian bermula saat sekelompok pemuda mendatangi salah satu warung kopi di Jalan Taman Malaka Selatan, Kamis (15/7/2021) malam.

"Pelaku diperkirakan enam orang mengendarai tiga motor," kata Tatan saat dikonfirmasi, Senin (19/7/2021).

Kemudian, satu pelaku mencoba meminta nomor handphone seorang perempuan yang sedang duduk di warkop tersebut.

Baca juga: 2 Pria Dibacok dan Ditembak di Duren Sawit, Polisi Lakukan Penyelidikan

"Tetapi perempuannya enggak mau diajak kenalan dan nggak mau diantar pulang. Perempuan itu menolak karena sebentar lagi dijemput pacarnya," lanjut Tatan.

Tak berselang lama, kedua korban datang ke warkop tersebut. Pelaku pun mengira salah satu di antaranya adalah kekasih perempuan itu.

Perempuan itu sempat menjelaskan bahwa korban bukan kekasihnya, tetapi pelaku dan teman-temannya tak percaya.

"Itu kan karena salah paham aja. Sebetulnya nggak ada yang kenal antara perempuan dan korban," ucap Tatan.

Pelaku kemudian menembakkan senjata yang diduga airsoftgun ke korban. Teman pelaku juga membacok ke korban lainnya.

Baca juga: Polisi Periksa Lima Pekerja Bangunan Sebagai Saksi Terkait Kebakaran di Kantor BPOM

"Korbannya dua, yang satu korban penembakan diduga pakai airsoftgun, yang satu korban luka diduga disabet celurit," kata Tatan.

Tatan menyebutkan, penembakan dan pembacokan itu terjadi di lokasi yang sama. Beruntung nyawa korban masih dapat diselamatkan.

Hingga kini, polisi masih belum mengetahui identitas keenam pelaku tersebut.

Tatan mengungkapkan, pihaknya telah melakukan olah TKP dan mencari saksi atas penembakan dan pembacokan itu.

"Tim penyidik yang piket sudah cek TKP, olah TKP. Berangkat dari TKP, kami cari saksi di TKP, baru kami kembanglan lagi penyelidikannya," papar Tatan, Minggu kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com