Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembacok Pengemudi Ojol di Tambora Ditangkap, Bersembunyi di Rumah Mertua

Kompas.com - 19/07/2021, 21:55 WIB
Sonya Teresa Debora,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat dari Polres Metro Jakarta Barat telah meringkus AL, pelaku utama kasus pembacokan seorang pengemudi ojol di Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat yang beraksi pada Sabtu (10/7/2021).

"Baru saja pelaku utama pembacokan driver ojol berhasil kami amankan di daerah Cilebut, Bogor, Jawa Barat," kata Kapolsek Tambora Kompol  Faruk Rozi melalui keterangan tertulis, Senin (19/7/2021).

Saat ditangkap, pelaku tengah bersembunyi di rumah ibu tiri istrinya yang berlokasi di Cilebut. Menurut Faruk, AL telah bersembunyi selama satu minggu di sana.

Baca juga: Penganiayaan Sopir Ojol di Tambora: Satu Pelaku Diamuk Warga, Dua Masih Buron

Polisi kemudian menginterogasi pelaku mengenai keberadaan celurit yang digunakan saat membacok korban. Pasalnya, celurit tersebut akan digunakan sebagai barang bukti.

"Pelaku menyembunyikan senjata tajam jenis celurit di wc umum di kawasan Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat," kata Faruk.

Kini, AL disangkakan dengan Pasal 351 Ayat 2 KUHP.

Sebelumnya diberitakan peristiwa pembacokan ini terjadi pada Sabtu malam. 

Baca juga: Penganiayaan Sopir Ojol di Tambora Bermula dari Niat Balas Dendam

Kanit Reskrim Polsek Tambora AKP Suparmin menjelaskan insiden ini bermula dari keinginan remaja berinisial AL dan S untuk melaksanakan balas dendam di kawasan Jembatan Besi. Keduanya mengajak satu remaja lainnya berinisial R.

R telah diamankan oleh polisi. Namun, kepada polisi, R mengaku tak tahu menahu mengenai upaya balas awal permasalahan dua rekannya.

"Dia (R) diajak dari rumahnya dijemput sama si AL dan si S. Yang nyetir motor si S. Di perjalanan si AL bilang 'nih saya udah bawa celurit'," kata Suparmin kepada wartawan Minggu (11/7/2021).

Ketiganya berangkat dengan satu motor.

Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), ketiganya turun dan bertanya ke warga, di mana orang yang mereka cari.

"Belum sempat ketemu yang dicari, ada cekcok. Karena di situ orangnya banyak, akhirnya AL emosi dan mengeluarkan celurit," tutur Parmin.

AL kemudian mengayunkan celuritnya dengan membabi buta dan membacok seorang sopir ojol. Sopir itu terluka pada bagian pinggang dan masih dirawat di RSCM Jakarta Pusat.

Ketiga pelaku kabur. Namun, R tertinggal dan berhasil diamankan warga. R juga sempat jadi pelampiasan kemarahan warga. Pasalnya, warga mengira R merupakan seorang maling.

"Diteriaknya maling, akhirnya warga ngamuk. Ditangkap, digebukin," ucap Suparmin.

Dalam video yang viral di media sosial, tampak bibir R berdarah. R terlihat dilindungi beberapa warga demi meredam amarah warga yang lain.

Saat ditanya penyidik, Suparmin menuturkan, R tidak tahu mendalam terkait aksi balas dendam AL.

"R juga enggak tahu persis. Itu temannya AL," kata Suparmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com