Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krematorium di TPU Tegal Alur Mulai Digunakan Jumat, Sehari Bisa Kremasi 6 Jenazah Pasien Covid-19

Kompas.com - 21/07/2021, 15:18 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembangunan krematorium sementara untuk mengkremasi jenazah korban Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat, akan rampung pada pekan ini.

Penanggung Jawab Krematorium di TPU Tegal Alur, Andreas Sopiandi mengatakan, proses kremasi jenazah Covid-19 di krematorium akan dapat digunakan mulai Jumat (24/7/2021).

"Insya Allah hari Jumat sudah bisa dikerjakan (kremasi). Hari ini sedang kita kerjakan mesinnya trial pasang besi," ujar Andreas saat dihubungi, Rabu (21/7/2021).

Andreas mengatakan, proses kremasi memakan waktu hingga 2,5 jam untuk satu jenazah. Adapun jumlah jenazah yang dapat dikremasi sampai dengan 5 hingga 6 jenazah per hari.

Baca juga: Kapasitas Krematorium Cilincing Terbatas, Pengelola: Antrean Jenazah Pasien Covid-19 Panjang

"Jadi kami bisa mengerjakan itu sekitar 2,5 jam per satu jenazah. Bisa sekitar 5 hingga enam jenazah per hari yang bisa dikremasi," kata Andreas.

Andreas menegaskan, untuk proses kremasi dilakukan secara gratis dengan catatan keluarga jenzah yang mengajukan untuk melakukan proses tersebut.

"Perlu dicatat, pelayanan kami ini gratis. Kami bekerja atasnama kegiatan kepedulian perkumpulan saya untuk bisa melayani masyarkaat yang mengeluh bayar sampai Rp 40 sampai Rp 80 Juta," ucap Andreas.

Krematorium berlokasi di dalam kompleks TPU Tegal Alur, tak jauh dari kantor pengelola.

Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto sebelumnya mengatakan, proses kremasi hanya membutuhkan waktu dua jam dengan mesin berkekuatan 1.000 derajat celsius.

Baca juga: Krematorium Cilincing Hanya Layani Kremasi Jenazah Pasien Covid-19 yang Didaftar Keluarga

Menurut dia, proses kremasi juga tidak akan dikenakan biaya apapun.

"Ini nantinya tidak dipungut biaya. Ini pun mesin gratis diberikan oleh Pak Andreas. Beliau seorang aktivis sosial," kata Uus.

Nanti akan dibangun juga sebuah posko krematorium Covid-19 di dalam kompleks TPU Tegal Alur. Petugas dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Polri, dan TNI akan berkoordinasi di lokasi tersebut.

Uus menjelaskan, pengadaan krematorium itu dimaksudkan agar tak ada jenazah warga yang terlantar. Soalnya, krematorium yang dapat dipakai untuk jenazah terkait Covid-19 belakangan ini sering penuh.

"Prinsipnya pemerintah itu harus melayani seluruh masyarakat, tidak melihat latar belakang agama, suku, ras dan lain-lain. Untuk yang pengelolaan jenazah dengan dikubur kan sudah ada kuburan Covid yang dibuat dalam kondisi darurat. Ini untuk yang pengelolaan jenazahnya tidak dikubur" kata Uus.

Baca juga: TPU Tegal Alur Segera Miliki Krematorium, Bisa untuk Jenazah Pasien Covid-19

"Jangan sampai karena krematorium penuh jenazah dibuang di jalanan atau dibuang sembarangan, maka dari itu pemerintah hadir di situ," kata dia.

Uus juga telah menyosialisasikan pengadaan krematorium itu ke warga yang tinggal di lingkungan sekitar TPU Tegal Alur. Sosialisasi yang dilakukan hari Minggu kemarin, kata Uus, dihadiri perwakilan warga, yakni pengurus RT, RW, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

Menurut Uus, warga telah sepakat dengan pengadaan itu. Namun, ada beberapa catatan yang diharapkan dapat diperhatikan dalam operasional krematorium.

Pertama, warga meminta agar operasional krematorium diatur sesuai jadwal agar tetap berjalan kondusif.

"Kemudian juga warga meminta jangan sampai dari mana-mana datang ke situ karena ini sementara, mesin enggak terlalu banyak, jadi dibatasi jumlah dan diminta bagi warga DKI saja sementara," ungkap Uus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com