Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa Warga yang Bikin Viral Kasus Kartel Kremasi

Kompas.com - 22/07/2021, 16:46 WIB
Sonya Teresa Debora,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat Polres Jakarta Barat telah memeriksa Martin, seorang warga yang menyebarkan pesan berantai terkait kasus kartel kremasi.

Sebelumnya, polisi telah meminta keterangan pemilik Yayasan Rumah Duka Abadi, selaku rumah duka yang jasanya digunakan oleh Martin sekeluarga.

"Kami sudah panggil pemilik yayasan, dan tadi malam ambil keterangan dari Bapak Martin yang viralkan di media," kata Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo kepada wartawan, Kamis (22/7/2021).

Menurut Ady, masih ada sejumlah saksi lain yang akan dimintai keterangan oleh polisi.

Baca juga: Foto Viral Biaya Kremasi Rp 45 Juta, Rumah Duka Abadi: Itu Pihak Ketiga, Kami Hanya Tawarkan

Ady berharap praktik kartel kremasi tak lagi ada di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda Jakarta.

"Kami harap hal ini tidak terjadi karena pandemi cukup susah jadi jangan ambil keuntungan dalam kesulitan orang," kata Ady.

Sebelumnya, pihak Rumah Duka Abadi juga menegaskan bahwa pihaknya tak memiliki sangkut paut dengan 'kartel kremasi' yang disebutkan Martin dalam pesannya.

Baca juga: Dugaan Kasus Kartel Kremasi, Polisi Periksa Pihak Rumah Duka Abadi Jakbar

"Kami hanya penyedia jasa karena kami enggak punya krematorium. Bisnis kami itu ambulans, peti dan rumah persemayaman, tidak ada kremasi," kata Business Development Rumah Duia Abadi Indra Paulus kepada wartawan, Senin (19/7/2021).

Indra menyatakan, kira-kira seminggu lalu pihaknya memang menerima permintaan dari sebuah keluarga untuk dicarikan layanan kremasi.

Jika ada pelanggan yang meminta layanan kremasi, Rumah Duka Abadi biasanya akan merujuk jenazah ke dua krematorium, yakni Oase dan Sentra Medika.

Kata Indra, harga kremasi di Oase berkisar antara Rp 15-20 juta. Sementara di Sentra Medika seharga Rp 28,8 juta. Namun, kedua lokasi tersebut sedang terisi penuh saat keluarga jenazah meminta bantuan dicarikan layanan kremasi.

Baca juga: Dugaan Kartel Kremasi Jenazah Pasien Covid-19: Disebut Peras Warga Puluhan Juta Rupiah

Pihak rumah duka pun menawarkan untuk menggunakan layanan penguburan di TPU. Namun, pihak keluarga tetap meminta menggunakan layanan kremasi.

Lantaran pihak keluarga cukup mendesak, pihak rumah duka pun menghubungi krematorium yang sempat menawarkan jasa kremasi.

"Banyak (krematorium) yang telepon ke sini nawarin-nawarin, ya sudah paling cepet saja karena keluarga minta cepat maka kami cari dan dapat di Cirebon kami tawarkan harga Rp 45 juta dan kembalikan keputusan ke keluarga," kata Indra.

Pihak keluarga pun menyanggupi untuk membayar layanan dengan harga tersebut. Lantaran sudah sepakat, diterbitkanlah nota pembayaran yang kemudian viral di media sosial tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com