Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi PPKM Darurat, Ombudsman Jakarta Raya Soroti Tingginya Kematian Pasien Covid-19

Kompas.com - 23/07/2021, 14:23 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ombudsman Jakarta Raya Teguh Nugroho mengatakan, dalam evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, salah satu yang menjadi sorotan adalah tingginya angka kematian pasien Covid-19.

"Keprihatinan terbesar Ombudsman selama PPKM adalah tingginya angka kematian atau fatality rate," kata Teguh dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7/2021).

Dia mengatakan, yang menjadi sorotan adalah wilayah penyangga Jakarta, yaitu Bogor, Depok, dan Bekasi yang menyumbang angka kematian tertinggi di Provinsi Jawa Barat, yakni di atas 50 persen.

Baca juga: Aturan Lengkap PPKM Level 4 di Jakarta: Sektor Usaha, Tempat Ibadah, hingga Perjalanan

Tingginya angka kematian pasien Covid-19, menurut Teguh, terjadi karena rumah sakit di Jakarta dan wilayah penyangga sudah over kapasitas.

"Laporan ke Ombudsman Jakarta Raya yang meminta bantuan untuk mencari ruang isolasi dan ICU di seluruh rumah sakit yang berada di wilayah pengawasan pelayanan publik kami," ucap Teguh.

Data ketersediaan rumah sakit dalam situs-situs pemerintah tidak mencerminkan kondisi di lapangan.

"Meskipun pada aplikasi dinyatakan kamar isolasi dan ICU masih tersedia, yang ada adalah antrean panjang pasien menunggu untuk mendapatkan kamar dan layanan," tutur Teguh.

Baca juga: Kematian Pasien Covid-19 Isoman Meluas, Pertanda Nyata Sistem Kesehatan Kolaps

Penuhnya ruang perawatan rumah sakit juga berdampak pada pasien non-Covid-19.

Teguh mengatakan, pernah ada peristiwa korban kecelakaan lalu lintas dibawa ke rumah sakit, tetapi ditolak karena instalasi gawat darurat (IGD) tidak steril dari pasien Covid-19.

Selain rumah sakit yang penuh, Teguh mengatakan, angka kematian meningkat karena banyak pasien Covid-19 yang terpaksa isolasi mandiri meski bergejala berat.

Sebabnya tak lain karena mereka tidak mendapat tempat perawatan di rumah sakit sehingga memutuskan untuk isolasi mandiri.

"Menurut Ombudsman, hal-hal tersebut yang menyebabkan angka kematian pasien di rumah sakit dan saat isolasi mandiri sangat tinggi baik di wilayah Jakarta maupun penyangga," kata dia.

Baca juga: Ancol Buka Sentra Vaksinasi Covid-19 Khusus Anak, Berhadiah Tiket Wahana Rekreasi

Data teranyar per Kamis (22/7/2021), angka kumulatif kasus kematian pasien Covid-19 khusus di wilayah Jakarta mencapai 10.865 kasus.

Angka kematian pasien Covid-19 berada di atas 200 kasus per hari selama tiga hari berturut-turut, mulai 18-20 Juli 2021.

Berikut angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir:

  • 16 Juli: bertambah 102, total meninggal 9.845
  • 17 Juli: bertambah 57, total meninggal 9.902
  • 18 Juli: bertambah 201, total meninggal 10.103
  • 19 Juli: bertambah 242, total meninggal 10.345
  • 20 Juli: bertambah 265, total meninggal 10.610
  • 21 Juli: bertambah 82, total meninggal 10.692
  • 22 Juli: bertambah 173, total meninggal 10.865
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com