JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengeklaim pengendalian wabah Covid-19 di Ibu Kota menunjukkan tren positif.
Hal ini terlihat dari tingkat keterisian di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit rujukan Covid-19 sudah mulai menurun.
"Perkembangan terbaru, tadi barusan kami lihat sama-sama, IGD-IGD sekarang ruangannya banyak yang kosong, sudah mulai ada ruang kosong di IGD kita,” ujar Anies dalam acara yang digelar Kadin Indonesia, Minggu (25/7/2021), yang disiarkan lewat kanal Youtube.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu sejumlah rumah sakit rujukan pernah mengalami kondisi di mana pasien Covid-19 terpaksa antre panjang demi mendapatkan perawatan di IGD.
Pasalnya, kapasitas rumah sakit Covid-19 sudah terlampaui dan tidak lagi bisa menampung pasien Covid-19.
"Selama bulan Juni-Juli, kita menyaksikan rumah sakit kita telah terlampaui (kapasitas daya tampungnya)," ujar Anies.
Masih kata Anies, pengendalian pandemi juga dapat terlihat dari tren positivity rate Covid-19 di Jakarta yang mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir, menjadi 24 persen.
Awalnya, angka positivity rate di Jakarta yang menyentuh 43 persen pada 13 Juli. Namun, pada 16 Juli, angka itu mulai menurun menjadi 41 persen.
"Kalau melihat pandemi, maka lihat nomor satu (yang diperhatikan) angka positivity rate. Positivity rate kita di Jakarta itu pernah mencapai angka 43 persen di tanggal 13 Juli lalu, tren itu mulai menurun menjadi 41 persen di tanggal 16 Juli," ujar Anies.
Baca juga: Tren Positivity Rate Turun, Anies: Jangan Cepat Menyimpulkan Covid-19 Segera Berakhir
Masih kata Anies, persentase ini terus menurun kembali pada 18 Juli menjadi 36 persen dan 21 Juli menjadi 28 persen. Terbaru, angka positivity rate di Jakarta pada Sabtu (24/7/2021) kemarin angkanya 24 persen.
"Lalu turun lagi menjadi 36 persen di tanggal 18 Juli, lalu turun menjadi 28 persen di tanggal 21 Juli dan hari ini per kemarin, itu angkanya adalah 24 persen," ujarnya.
Tren penurunan positivity rate juga disertai dengan jumlah testing Covid-19 yang tinggi tinggi.
Anies mengeklaim jumlah testing di Jakarta 30 kali lebih tinggi dari standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO).
"Jadi ada tren positivity rate yang menurun, di sisi lain testing kita di Jakarta itu selalu tinggi yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan. Kita harus 15 kali lebih tinggi daripada standar WHO dan Jakarta sudah di atas itu bahkan beberapa kali kita di atas 30 kali standar WHO," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.