BOGOR, KOMPAS.com - Akselerasi vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat, terus dikebut. Rabu (28/7/2021), Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kembali mendapat kiriman vaksin sebanyak 8.000 vial dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengungkapkan, dengan tambahan stok vaksin itu dirinya berharap dapat mengejar target vaksinasi sebanyak 10.000 hingga 15.000 orang per hari.
"Sekarang kami masih di angka 7.000 sampai 8.000 orang per harinya yang divaksin. Kami akan kejar sampai 15.000 orang per hari," kata Bima, Rabu (28/7/2021).
Bima mengemukakan, saat ini percepatan vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor sudah mencapai 30,71 persen atau 251.637 orang dari target 819.444 sasaran penerima vaksin.
Sementara itu, untuk dosis kedua baru tercapai 16,03 persen atau 131.394 orang.
Ia mengeklaim, jumlah tersebut membuat Kota Bogor berada di urutan empat besar untuk wilayah Jawa Barat dalam percepatan vaksinasi.
"Kami terus kebut agar bisa tuntas di bulan September. Kami akan tambah sentra-sentra vaksin," kata Bima.
Dia melanjutkan, selain fokus percepatan vaksinasi, Pemkot Bogor juga memprioritaskan penanganan warga yang sedang melakukan isolasi mandiri (isoman).
Berdasarkan data, kata dia, sekitar 85 persen warga isoman yang meninggal tercatat belum divaksin dan rata-rata usia di atas 50 tahun serta memiliki komorbid (penyakit penyerta) dengan saturasi oksigen dalam darah di bawah 90.
Ia meminta kepada petugas di setiap wilayah termasuk tim relawan untuk memantau kondisi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Jika ada warga isoman yang memiliki kriteria yang disebutkan agar langsung dibawa ke pusat isolasi atau rumah sakit.
“Saya ingin relawan benar-benar fokus pada aspek kesehatan warga isoman jangan sampai kecolongan ada warga isoman yang meninggal, jadi harus dipastikan jangan ada pemburukan kondisi," bebernya.
"Apalagi jika memiliki gejala. Komunikasikan hal tersebut dengan puskesmas setempat dan yang lainnya. Jika ada fasilitas isolasi yang terdekat silakan dibawa ke tempat isolasi. Jika tidak ada, monitoringnya dilakukan secara intens, saturasi dan lain-lain," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.