Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mayang Sang Biduan, Beralih Jadi Pedagang Kopi di TPU Covid-19 akibat Pandemi

Kompas.com - 29/07/2021, 19:42 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Putri Mayang (25) tengah sibuk meracik segelas kopi saset di sebuah warung kopi di sudut TPU Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan.

Biduan dangdut asal Ciputat itu sedang melayani salah seorang peziarah yang membeli segelas kopi di warungnya pada Kamis (29/7/2021) sore.

Sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dan kini diperpanjang menjadi PPKM level 4, Mayang terpaksa menghentikan sejenak kehidupan seninya.

Tak lagi berangkat untuk menyanyi dari panggung ke panggung, sang biduan kini beralih pekerjaan menjadi pedagang minuman dan makanan ringan di area pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19.

"Aku (sebelumnya) nyanyi, tapi kan PPKM darurat (level 4) gini panggung enggak dibolehin, makanya ini bikin usaha," kata Mayang saat diwawancarai, Kamis.

Baca juga: Satpol PP Sebut Belum Ada Sanksi Pemblokiran KTP terhadap Pelanggar Prokes di Tangsel

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Mayang mengaku bisa bernyanyi dari panggung ke panggung hingga 27 titik dalam sebulan.

Tidak hanya di Tangerang Selatan, Mayang bahkan bisa manggung di wilayah Bogor, Depok, hingga Bekasi, Jawa Barat.

"Sebelum PPKM itu aku sebulan bisa 27 kali paling banyak. Ke mana-mana, kadang dalam kota, sering juga luar kota," ucap Mayang.

Dari situ, Mayang bisa mendapatkan upah hingga puluhan juta rupiah dalam sebulan. Pernah dia mendapatkan bayaran hingga Rp 40 juta sebulan, karena jadwal manggung yang begitu padat.

Baca juga: Selidiki Pungli Bansos di Tangerang, Polisi: Ada Warga Baru Terima PKH padahal Terdaftar sejak 2017

Uang itu Mayang gunakan untuk menghidupi keluarganya. Sebagian lagi dia sisihkan untuk biaya kuliah di salah satu kampus swasta di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.

"Dari manggung sebulan bisa dapat Rp 40 juta. Aku kan belum berkeluarga, masih kuliah di Unpam jurusan manajemen. Sekarang lagi skripsi, semester 8," kata Mayang.

Kehidupan Mayang berubah 180 derajat ketika sejumlah pembatasan kegiatan mulai diberlakukan pemerintah pada masa pandemi Covid-19.

Job bernyanyi Mayang yang tadinya padat langsung merosot tajam. Dia hanya mendapatkan tawaran bernyanyi tiga hingga empat kali dalam sebulan.

Baca juga: Satpol PP Gadungan Rekrut Anggota, Para Korban Diberi Seragam yang Dibeli di Pasar Senen

Kondisi kian mencekik tatkala pemerintah memulai PPKM level 4 pada 3 Juli 2021. Mayang sama sekali tak mendapatkan tawaran manggung untuk mendapatkan uang.

"Industri musik kan disetop, dampaknya berasa banget ya. Tadinya aku biasanya dari nyanyi gitu bisa buat tabungan sama keluarga. Sekarang mah enggak bisa sama sekali nabung," tutur Mayang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com