JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Cipayung, Jakarta Timur, Mesrarianita angkat bicara terkait penutupan yayasan pendidikan anak usia dini (PAUD) di kelurahannya.
Yayasan PAUD itu ditutup sementara karena melaksanakan pembelajaran tatap muka saat PPKM Level 4.
"Kami memberikan informasi yang tegas bahwa tatap muka itu tidak diberlakukan selama pandemi," kata Mesrarianita kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).
Sebelum dilakukan penutupan, Mesrarianita mengatakan, pihaknya telah memberikan arahan kepada pengelola yayasan PAUD itu.
"Sebelumnya kami sudah memberikan arahan kepada yang bersangkutan untuk menaati peraturan yang sudah ditentukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," ucap dia.
Baca juga: Menurut Polisi, Kasus Warga Bekasi yang NIK-nya Dipakai WNA karena Salah Input Angka
Mesrarianita belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait alasan yayasan PAUD menyelenggarakan pembelajaran tatap muka saat PPKM Level 4.
"Konfirmasi saja dengan orangtua (murid)," ujar Mesrarianita.
Adapun yayasan PAUD yang berada di Jalan Masjid, Kelurahan Cipayung, itu ditutup pada Rabu siang ini.
"Sudah dilakukan berita acara pemeriksaan (BAP) di lokasi," kata Ketua Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur Budhy Novian saat dikonfirmasi.
Budhy mengatakan, yayasan PAUD itu akan ditutup hingga PPKM Level 4 berakhir atau hingga 9 Agustus 2021.
"Kami berikan teguran tertulis, sekaligus ditutup sampai tanggal 9 Agustus," ujar Budhy.
Sebelumnya, Kepala PAUD itu, Miftahurrohmah mengatakan pihaknya, melaksanakan pembelajaran tatap muka saat PPKM Level 4 karena desakan orangtua murid yang menolak pembelajaran daring atau online.
Baca juga: Oknum Perawat Ambil Obat Milik Pasien Covid-19 yang Meninggal, Jual Harga Lebih Mahal
"Sebenarnya dari tanggal 12 Juli (2021) sudah online, saya paham dengan peraturan. Cuma pas ada perwakilan pertemuan dengan wali murid, mereka menghendaki ingin tatap muka," kata Miftahurrohmah, Selasa (3/8/2021).
Para orangtua murid mengeluhkan pembelajaran daring membebani.
Miftahurrohmah mencontohkan orangtua murid yang memiliki anak lebih dari satu akan kewalahan jika harus mendampingi beberapa anak melakukan belajar secara daring.
"Dengan alasan kalau yang punya anak tiga, satu SD, satu SMP, satu TK orangtua sangat susah untuk (mendampingi) belajar di rumah. Terutama untuk melayani anak yang kecil, yang kecil bingung materinya mau diajarkan," ujar Miftahurrohmah sebagaimana dilaporkan Tribun Jakarta.
Baca juga: Tidak Kuat Menanjak, Dump Truck Berjalan Mundur Hantam 3 Tiang dan 2 Rumah di Duren Sawit
Para orangtua murid beranggapan modul pembelajaran online yang diberikan tidak banyak membantu mereka mendampingi kegiatan belajar anak.
Mereka justru merasa kegiatan tidak efektif.
Atas desakan itu, Miftahurrohmah mengemukakan, pihaknya nekat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, dengan jadwal satu pekan dua kali dan menerapkan protokol kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.