Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Ingin DPRD DKI Pakai Hak Interpelasi, Minta Penjelasan Anies soal Formula E 2022

Kompas.com - 09/08/2021, 20:23 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak mengatakan, dirinya akan meminta Fraksi PDI-Perjuangan untuk menggunakan hak interpelasi memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjelaskan masalah Formula E.

Langkah itu meresons kebijakan Anies yang ingin Formula E tetap digelar 2022.

"Saya nanti akan memengaruhi Fraksi PDI-P, kita akan menyampaikan hak interpelasi," kata Johnny saat dihubungi melalui telepon, Senin (9/8/2021).

Johnny mengatakan, interpelasi merupakan jalan yang sebaiknya ditempuh untuk meminta keterangan Anies.

Baca juga: Anies Terbitkan Instruksi, Formula E Jakarta Harus Terselenggara Juni 2022

Menurut dia, kebijakan Anies yang memprioritaskan Formula E di sisa masa jabatannya dinilai sudah sangat keterlaluan.

"Menurut saya itu sudah kebangetan, jadi kita itu masih mau berhura-hura, menari-nari di atas penderitaan orang lain. Karena dia tidak merasakan itu (penderitaan). Nanti saya akan minta ke fraksi saya untuk bikin hak interpelasi, itu kalau dia (Anies) ngotot," kata Johnny.

Johnny menyarankan agar Anies fokus kepada program prioritas yang sudah tertera di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2017-2022.

Begitu juga dengan pemenuhan program pengendalian pandemi Covid-19 yang dinilai masih belum berjalan dengan baik.

"Banyak hal yang dibuat Pemprov melalui Gubernur banyak yang tidak terlaksana," ucap Johnny.

Baca juga: Formula E Jadi Program Prioritas Anies 2022, F-PSI: Jangan Hamburkan Uang Rakyat

Contohnya adalah Perda Covid-19 Nomor 2 Tahun 2020 yang tidak mampu diterapkan Pemprov DKI Jakarta.

Ia mengkritik, langkah Pemprov DKI ingin merevisi Perda Covid-19 yang seumur jagung itu dengan menambah pasal pidana.

"Juga syarat vaksinasi untuk bisa masuk ke pasar tradisional, ke warung, menurut saya perlu dilakukan (penerapan yang) selektif, jangan ujug-ujug (wajib vaksin)," kata Johnny.

Aturan wajib vaksin, kata dia, pada kenyataan tidak dijalankan dengan baik karena pengawasan yang minim.

"Tidak akan mungkin terlaksana, siapa yang awasi?" kata Johnny.

Baca juga: Anggota DPRD: Formula E Dipaksa Digelar, Menari di Atas Penderitaan Masyarakat

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com